Era Kekinian, Manajemen Media harus Kreatif

MEDAN, kaldera.id – Perkembangan pers ke arah pemanfaatan teknologi seperti saat ini mengharuskan manajemen media kreatif dan inovatif.

Hal ini terungkap dalam Silaturahmi Insan Pers sekaligus peluncuran “Buku Bunga Rampai Pers Sumatera Utara dari Zaman Kolonial hingga Milenial” oleh Biro Humas dan Keprotokolan Pemprovsu, di ruang rapat Tengku Rizal Nurdin Pemprovsu, Senin (23/12/2019)

Acara silaturrahmi sekaligus peluncuran buku Bunga Rampai Pers Sumatera Utara  turut menghadirkan berbagai insan pers mulai dari PWI, AJI, IJTI, SMSI, serta berbagai insan pers lainnya.

Nurhalim Tanjung seorang wartawan senior dan juga salah satu penulis buku Bunga Rampai mengatakan Buku Bunga Rampai adalah sebuah rekaman pers di sumatera Utara yang dikenal sebagai cikal bakal pers nasional yang melahirkan banyak media cetak sebelum kemerdekaan.

“Medan ini banyak melahirkan pers yang lahir dari masa reformasi, makanya banyak media-media yang lahir di tahun 1945”, katanya dalam pidatonya.

Menurutnya ada beberapa tantangan dilahirkan oleh teknologi sekarang, bukan hanya tantangan di media tapi juga di wartawannya harus membiasakan diri dengan cara kerja di media online. Rapat bisa menggunakan media sosial misalnya. “Manajemen yang digunakan juga harus inovatif dan kreatif,” terangnya.

Acara ini ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis kepada beberapa perwakilan pers yang diundang. Acara ini juga menghadirkan ketua PWI Sumut Hermansjah dan Harvina Zuhra selaku, Editor Buku Bunga Rampai Pers Sumatera Utara.

Dalam pidatonya Ketua PWI Sumatera Utara, Hermansjah, mengatakan bahwa buku bunga rampai pers menjadi jawaban dari kegelisahan para wartawan.

“Buku ini menjadi jawaban kegelisahan wartawan  dan juga menjadi salah satu referensi dalam menjalankan tugas sebagai seorang wartawan,” katanya

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sebagai seorang wartawan harus memiliki jiwa inovatif sehingga surat kabar akan terus berkembang dan terus dibaca masyarakat seiring perkembangan zaman.

“Surat kabar harus mengubah style baik dalam bentuk pemasaran serta dalam manajemennya,” katanya.(finta rahyuni)