Menanti Nasib Akhir 2 Keluarga Jokowi di Pilkada Sumut

JAKARTA, kaldera.id- Pemilihan kepala daerah serentak tahun ini turut disemarakkan oleh keikutsertaan anggota keluarga Presiden Joko Widodo di dua wilayah Sumatera Utara.

Sejauh ini, sudah ada empat anggota keluarga kepala negara yang diketahui siap turut serta dalam pilkada tersebut. Namun untuk Sumut setidaknya ada dua keluarga Jokowi yang ikut Pilkada kalaupun nanti tidak bertambah. Bahkan nama Bobby Nasution, menantu Jokowi, untuk calon walikota Medan sudah santer dibicarakan kelompok pemilik dan partai politik.

Hingga berita ini diturunkan, Golkar, Nasdem ditambah Gerindra diperkirakan akan menetapkan Bobby Nasution sebagai calon Walikota Medan. Bahkan nama Bobby juga kerap disebut-sebut akan diusung PDIP.

Walaupun sebenarnya PDIP Medan punya kader Akhyar Nasution yang sekarang jadi Plt Walikota. Jika kemudian PDIP mencalonkan Bobby maka partai ini keluar dari fatsun politiknya selama ini yang selalu mencalonkan kader.

Satu lagi keluarga Jokowi yang diproyeksi maju di Pilkada Sumut adalah Tapanuli Selatan. Di wilayah itu muncul nama Doli Sinomba Siregar. Nama ini merupakan paman Bobby Nasution. Jika nama ini maju, besar kemungkinan dia akan berhadap dengan Dolly Pasaribu yang diusung keluarga besar H. Hasan Pinayungan Pasaribu yang merupakan orang tua dari Bomer Pasaribu, Panusunan Pasaribu, Syahrul M Pasaribu dan Gus Irawan Pasaribu.

Dua kekuatan ini diprediksi akan bertarung ketat di Tapsel karena Doli Sinomba Siregar juga sudah mendaftar ke beberapa partai politik seperti PDIP, PPP dan Hanura.

Selain dua nama keluarga Jokowi itu, dua keluarganya yang lain juga akan ikut bertarung di Pilkada daerah lain. Ada Gibran Rakabuming Raka (Pilkada Kota Solo), dan Wahyu Purwanto (Pilkada Kabupaten Gunungkidul).

Sah Saja Keluarga Jokowi Ikut Pilkada

Ihwal langkah anggota keluarga Jokowi turut serta dalam pilkada serentak 2020, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai itu memang hak setiap warga negara. Menurut dia, praktik itu bisa mencederai demokrasi.

“Karena pengusungan empat kerabat presiden tersebut merupakan bagian dari strategi aji mumpung. Mumpung ada yang jadi presiden, maka kerabatnya didukung untuk menjadi kepala daerah,” katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Ujang, praktik itu lebih baik dihindari. Sebab, hal itu akan menumbuhkan politik dinasti dan oligarki. “Lalu juga dulu Jokowi pernah bilang, kalau keluarganya tak berpolitik, saat ini kok berpolitik,” ujarnya.

Sekadar gambaran, pilkada serentak tahun ini akan dilaksanakan pada 23 September 2020. Pilkada serentak 2020 akan mencakup 270 daerah (provinsi/kabupaten/kota) di seluruh Indonesia. Untuk Pilkada Medan dan Pilkada Tapsel, belum ada satupun partai politik yang mengeluarkan surat rekomendasi mengusung sosok tertentu. Semua masih cakap-cakap.(cnbc/armin nasution)