Virus Corona Lumpuhkan Aktivitas Industri Ini
Virus Corona Lumpuhkan Aktivitas Industri Ini

JAKARTA, kaldera.id- Wabah virus corona turut melumpuhkan aktivitas sejumlah sektor industri, baik di tingkat global maupun domestik. Lantaran dunia industri saling terhubung oleh rantai pasok (supply chain) global, maka ketika ada pasokan yang tersendat, tentu hal ini mempengaruhi aktivitas produksi suatu barang.

Di sektor otomotif, misalnya, produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company, harus menghentikan sementara operasional pabrik setelah ditemukan salah satu karyawannya positif virus corona.

Hendrik Wiradjaja, Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia mengaku belum dapat menginformasikan lebih lanjut dampak penutupan pabrik tersebut terhadap aktivitas bisnis Agen Pemegang Merek (APM) Hyundai di Indonesia. Kondisi global tersebut juga menjadi perhatian pabrikan Toyota di Indonesia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN mengatakan, tidak ada yang kebal terhadap infeksi virus corona. Oleh karena itu, perlu protokol penanganan yang tepat jika ada karyawan yang terinfeksi.

Kondisi di Korea Selatan dapat saja terjadi di belahan dunia lain dan berpotensi mengganggu rantai pasokan pabrikan Toyota di dunia. Bob bilang, TMMIN akan terus memprioritaskan mitigasi yang efektif jika pasokan terganggu.
“Kami monitor setiap minggu terutama ke para supplier,” terang dia, Senin (9/3/2020).

TMMIN juga telah menyiapkan alternatif jika terjadi gangguan pasokan komponen produksi mobil. Namun Bob menerangkan untuk produksi dan pasokan pabrikan mobil Toyota di Indonesia sampai akhir Maret nanti masih aman.

Sedangkan di bulan April dan periode berikutnya masih dalam pantauan.
Hal senada disampaikan Ernando Demily, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia, dimana rantai pasokan pabrikan saat ini sudah terkoneksi secara global.

Untuk itu, mereka terus mengamati setiap perkembangan dan menjaga pasokan dari supplier. “Jika (wabah) berkepanjangan, maka akan terdampak bagi pasokan, karenanya akan berpengaruh terhadap ekonomi makro Indonesia,” sebut dia. Namun Isuzu berharap pasar tetap stabil sembari sehingga mendorong penjualan.

Virus Covid-19 Akibatkan Sektor Industri Lumpuh

Wabah virus Covid-19 juga mengancam keberlangsungan proyek pembangunan di tingkat global. Shastia Hadiarti, Senior Vice President Corporate Secretary PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengatakan, kondisi tersebut akan mengakibatkan penundaan proyek pembangunan di beberapa lokasi.

“Kami memprediksi akan terjadi penundaan pelaksanaan proyek di negara terdampak virus corona, termasuk di kawasan Asia Tenggara,” ujar dia, kemarin.

Padahal tahun ini Waskita Karya mulai melakukan penetrasi ke pasar infrastruktur luar negeri, khususnya Asia Tenggara. Dengan berbekal pengalaman pengembangan infrastruktur di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, saat ini WSKT mengikuti tender proyek pembangunan jalur kereta api di Filipina.

Meski demikian, WSKT tetap menjadikan pembangunan infrastruktur dalam negeri sebagai fokus utama. Sebab, hanya sekitar 10% – 15% dari target nilai kontrak baru yang berasal dari proyek luar negeri, selebihnya didominasi proyek dalam negeri.

Dari sisi komoditas, produsen minyak sawit mentah (CPO) mengkhawatirkan penurunan permintaan di tingkat global sehingga berimbas kepada melemahnya harga jual olahan sawit tersebut. Elvi, Corporate Secretary PT Mahkota Group Tbk mengatakan angka ekspor CPO ke negara terdampak virus Corona berpotensi menurun.

“Jika pembeli terdampak dan permintaan dari negara tersebut turun, kemungkinan kinerja kami akan menurun,” terang dia, Senin (9/3).
Manajemen memprediksi, imbas virus korona terhadap pemintaan CPO global dapat menyusutkan permintaan hingga 20 persen.

Michael Kesuma, Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk mengakui harga CPO masih menunjukkan ketidakpastian. Dampak negatif (virus Corona) memang sudah terlihat, harga komoditas menurun dari puncaknya, ungkap dia.

DSNG tetap ekspansi

Penyebaran virus Corona tak menggoyahkan rencana PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Mereka memastikan belum mengubah agenda ekspansi pada tahun ini.

“Rencana ekspansi kami tetap berjalan sesuai jadwal, ungkap Paulina Suryanti, Corporate Secretary DSNG ketika dihubungi KONTAN, Minggu (8/3).
Namun dia tidak memungkiri virus korona yang mewabah berpotensi memengaruhi kinerja penjualan produk kelapa sawit.

Sebab, secara umum kondisi di mancanegara saat ini dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi global maupun pertumbuhan ekonomi beberapa negara konsumen CPO yang terdampak wabah Covid-19. Kendati demikian, DSNG optimistis masih mampu membukukan kinerja yang prima. Hal ini mengingat mereka menjual seluruh produk sawitnya pada pasar dalam negeri.

Terlebih, saat ini pemerintah memiliki program mandatory kandungan biodiesel sebesar 30 persen (B30) yang berpotensi meningkatkan penyerapan minyak sawit mentah. Manajemen Dharma Satya Nusantara pun tetap berencana mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.

Mereka akan menggunakan dana itu untuk mengembangkan pabrik kelapa sawit baru, penyelesaian pembangunan fasilitas biogas, serta modernisasi fasilitas pabrik di segmen usaha kayu.(kontan/finta rahyuni)