Supaya Harga Sembako Tak Amburadul, Gubsu Harus Evaluasi Kadisperindag
Supaya Harga Sembako Tak Amburadul, Gubsu Harus Evaluasi Kadisperindag

MEDAN, kaldera.id – Harga kebutuhan pokok kembali merangkak naik di tengah pandemi. Kondisi ini seharusnya tak terjadi bila Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provsu Zonny Waldi memahami tugas dan fungsinya.

Informasi dihimpun, Selasa (5/5/2020), salahsatu harga kebutuhan pokok yang menggila adalah bawang merah. Harga beli di pasaran mencapai Rp50.000 per kilogram dari Rp30.000 sebelumnya.

“Padahal pada Sabtu 2 Mei 2020 kemarin Gubsu baru saja panen 16 ton bawang merah di STM Hulu Deliserdang,” terang Wakil Ketua KNPI Sumut Muhammad Asril.

Asril yang juga Presidium Medan Jurnalis Club itu menjelaskan, dalam panen itu Gubsu berharap agar harga bawang merah bisa bisa stabil.

“Artinya ada kepala instansi yang tidak bisa mewujudkan harapan dan visi misi Gubsu. Yakni Dinas Tanaman Pangan dikepalai Dahler Lubis dan Disperindag dipimpin Zonny Waldi,” kata Asril.

Asril berujar bahwa kenaikan harga bawang merah di saat panen adalah hal yang tak wajar.

“Baru saja panen tapi harga malah membumbung tinggi. Ini ironi. Apakah ada kesengajaan membiarkan mafia bermain agar impor lagi?” urai Asril.

Di sisi lain, harga cabai merah malah terjun ke harga Rp14.000 per kilogramnya.

“Yang dimaksud stabil itu kan terjangkau pembeli dan tidak merugikam petani,” kata Asril.

Dia mengingatkan agar Gubsu benar-benar mengontrol kinerja bawahannya. Apalagi ini di tengah pandemi yang sensitif bagi perekonomian rakyat.

“Beri amanah ke orang yang mengerti bidangnya. Kami tak melihat ada kinerja yang banyak berdampak ke rakyat di dinas perindustrian dan perdagangan sejak ditangani Zonny Waldi. Jika tak bisa mewujudkan harapan, maka Gubsu harus mencopot jabatannya agar kebutuhan pokok di tengah covid tidak amburadul,” kata Asril.

Disinggung operasi pasar yang digelar Disperindag Provsu baru-baru ini, Asril menyindir kebijakan tersebut.

“Kalau kondisi normal tak ada pandemi, ya silakan berjualan. Rakyat mungkin masih banyak yang datang dan mau beli. Tapi ini kan lagi bencana, kok malah jualan. Makanya, berikanlah amanah ke orang yang pas bidangnya,” ujar Asril.

Sebelumnya Asril juga menyoroti harga gula putih yang menggila di pasaran. Harganya sempat bertahan lama di angka Rp20.000 per kilogramnya.

Dia menyoroti itu karena harga gula naik menjelang impor gula dari India sebanyak 495 ribu ton akhir April 2020.
Kini harga gula mulai berangsur turun menjadi Rp18.000 tiap kilogramnya.(finta rahyuni)