MEDAN, kaldera.id – Calon Walikota Medan, Akhyar Nasution diwakili Koordinator Divisi Hukum Tim Pemenangan Akhyar-Salman, M Hatta memenuhi panggilan Bawaslu terkait laporan dugaan pelanggaran kampanye, Selasa (20/10/2020).
Akhyar dilaporkan salah seorang masyarakat bernama Hasan Basri Sinaga karena dianggap berkampanye di Lembaga Pendidikan Rumah Tahfiz Anwar Saadah beberapa hari lalu.
Di hadapan Komisioner Bawaslu Kota Medan, Hatta membantah tudingan pelapor yang menyebutkan Akhyar menggelar kampanye di lembaga pendidikan.
“Itu bukan sekolah, itu Rumah Pak Rahmat Dalimunthe, Jalan Persamaan Gang Aman, Medan. Sebenarnya, disitu Badan Komunitas Dipora (Di bawah Pohon Roda), kegiatan amal sosial bukan kampanye,” tegasnya.
M Hatta menjelaskan, saat itu Akhyar Nasution menghadiri ulang tahun Ke- 28 Diapora yang digelar di Jalan Persamaan Gang Aman No 62, Simpang Limun, Medan Amplas, pada 14 Oktober 2020.
Bertepatan Dipora ini juga memiliki binaan rumah tahfidz. Sehingga, Akhyar Nasution diajak kunjungan ke Tahfidz Quran tersebut.
Sementara itu, Akhyar Nasution mengatakan, sebenarnya dia ingin hadir langsung untuk memberikan klarifikasi.
Namun, panggilan itu bertepatan dengan kegiatan webinar bersama KPU, KPK dan Mendagri. Kegiatan ini sendiri wajib diikuti.
“Webinar ini sifatnya wajib diikuti seluruh calon kepala daerah untuk mengikuti webinar bersama KPK, KPU dan Mendagri. Jadi, saya minta perwakilan dari tim,” katanya.
Akhyar menerangkan, terkait kegiatan di acara HUT ke-28 Dipora, ia hadir sebagai undangan. Saat hadir sejumlah anggota dan pengurus Dipora mengarahkan ke posko.
Sesaat setelah itu, diajak melihat Rumah Tahfidz Anwar Saadah yang tempatnya berdekatan dengan posko Dipora dan rumah tahfidz tersebut juga binaan dari Dipora.
Mengenai foto angkat dua jari jempol bersama anak tahifz, Akhyar menyampaikan, itu merupakan sesi foto bersama anak-anak, angkat dua jempol itu adalah simbol ungkapan terimakasih karena pengelola sudah membuat rumah tahfidz gratis dan ungkapan rasa terimakasih kepada orangtua yang mendidik anaknya untuk jadi penghafal Al Quran.
“Saat itu saya diundang pemilik sekolah tahfiz. Sekolah itu gratis. Saya sampaikan terima kasih dengan kode jempol,” katanya.(reza sahab)