Jurusan Pendidikan Luar Sekolah/Pendidikan Masyarakat (PLS/Penmas) Unimed bersama Ikatan Alumni PLS/Penmas (Ikaplusdikmas Unimed) menggelar halal bihalal yang dirangkai dengan Webinar Nasional yang bertema “Urgensi Sinerginitas Pendidikan Masyarakat dalam Mendukung Merdeka Belajar di Era Digital”.
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah/Pendidikan Masyarakat (PLS/Penmas) Unimed bersama Ikatan Alumni PLS/Penmas (Ikaplusdikmas Unimed) menggelar halal bihalal yang dirangkai dengan Webinar Nasional yang bertema “Urgensi Sinerginitas Pendidikan Masyarakat dalam Mendukung Merdeka Belajar di Era Digital”.

MEDAN, kaldera.id- Jurusan Pendidikan Luar Sekolah/Pendidikan Masyarakat (PLS/Penmas) Unimed bersama Ikatan Alumni PLS/Penmas (Ikaplusdikmas Unimed) menggelar halal bihalal yang dirangkai dengan Webinar Nasional yang bertema “Urgensi Sinerginitas Pendidikan Masyarakat dalam Mendukung Merdeka Belajar di Era Digital”.

Acara yang dilaksanakan melalui virtual zoom meeting pada Selasa (25/5/2021), mengundang narasumber Jafaruddin Harahap (Ketua Ikatan Alumni Unimed), Dr Asep Saepudin (Ketua Departemen Pendidikan Masyarakat UPI Bandung), dan Muhammad El Alawi (Pendiri Dayung Ilmu Desa Perlis, Kabupaten Langkat) serta moderator Raras Firdarianti.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Dekan FIP Unimed Prof Yusnadi beserta wakil dekan, Ketua Jurusan PLS/Penmas Unimed Dr. Sudirman beserta Sekretaris Jurusan, Dosen dan Tendik PLS/Penmas Unimed, Alumni dan mahasiswa serta ratusan peserta dari seluruh Indonesia.

Dekan FIP Prof Yusnadi, mengapresiasi kegiatan Webinar Nasional dan Halal bi halal yang digelar oleh IKAPLUSDIKMAS Unimed dan HMJ PLS/Penmas. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh panitia atas loyalitas dan kerja keras dalam mensukseskan acara itu.

“Saya mewakili pimpinan FIP Unimed mengucapkan Selamat Idul Fitri 1442 H, Minnal Aidin Wa Faizin mohon maaf lahir dan batin. Senang sekali bisa bertemu dengan para alumni, sungguhpun kita tidak bisa bertemu dan berjabat tangan secara langsung, namun dengan pertemuan tatap layar melalui daring ini, bisa mengobati rasa rindu kita untuk bertemu saling bertegur sapa dan bermaafan,” ujarnya.

Prof Yusnadi berharap kegiatan serupa bisa terus dibudayakan

Prof Yusnadi berharap kegiatan serupa bisa terus dibudayakan dan dilakukan sehingga bisa saling bertukar informasi, dan menyampaikan perkembangan pendidikan masyarakat ditempat masing-masing.

Selain itu, kegiatan serupa diharapkan bisa menghasilkan ide-ide cemerlang dan inovasi dalam mengembangkan program merdeka belajar yang saat ini sedang berlangsung dan digalakkan oleh pemerintah.

“Binalah kegiatan ini secara terus menerus, sehingga bisa terdata dengan baik perkembangan pendidikan di masyarakat. Semoga kegiatan ini dapat memberikan pengalaman baru dan bisa menjadi masukan untuk mengembangan program pendidikan masyarakat,” jelasnya.

Ketua Jurusan Dr Sudirman, juga turut mengucapkan Selamat Idul Fitri 1442 H kepada alumni PLS/Penmas dan seluruh peserta yang hadir. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada ikatan alumni yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

Merupakan kegiatan perdana

Acara halal bi halal ini kata Sudirman merupakan kegiatan perdana yang dirangkai dengan webinar nasional.

“Semoga bisa terus berlanjut, kami juga menyampaikan terimakasih kepada narasumber yang akan berbagi pengalaman dengan kita semua,” sebutnya.

Merangkul dan membangun kerjasama

Selaku Ketua Ikaplusdikmas Unimed, Eko Haryanto, berharap acara halal bi halal yang dirangkai dengan webinar nasional ini mampu merangkul dan membangun kerjasama dalam memajukan dunia PLS di masyarakat.

Pada tahun 2017, lanjut Eko Indonesia telah menggaungkan Era Revolusi Industri 4.0 namun kenyataannya pada saat ini, dimasa pandemi baru bisa terealisasi efektif. Perubahan-perubahan tersebut menurutnya menuntut semua elemen masyarakat untuk bisa beradaptasi dan bersinergi, khususnya dibidang pendidikan masyarakat.

“Mari kita bangun kolaborasi, kerjasama dan saling bersinergi dalam mendukung program pemerintah dan kebijakan Merdeka Belajar. Karena memang seharusnya belajar tidak hanya dibatasi dalam lingkup sekolah saja, namun juga di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup,” ucapnya.

Webinar ini merupakan langkah-langkah positif

Selaku Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jafaruddin Harahap, mengatakan Webinar ini merupakan langkah-langkah positif dalam menghadapi persoalan pendidikan saat ini.

Situasi pendidikan saat ini, kata Jafaruddin banyak persoalan yang berkaitan kepemimpinan, kebijakan dan situasi Covid-19. Menurutnya, harus dilakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi persoalan tersebut.

“Proses pembelajaran harus terus dilakukan, jangan sampai anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk belajar itulah makna sesungguhnya dari merdeka belajar,” tegasnya.

Selaku Ketua Umum Ikatan Alumni Unimed, Jafaruddin hanya bisa memberikan masukan dan saran kepada pemerintah, menuangkan pikiran-pikiran agar pendidikan berjalan dengan baik. Merdeka Belajar sebutnya bagaimana memberikan kesempatan belajar kepada seluruh anak-anak di Indonesia.

Sementara itu, Muhammad El Alawi, menceritakan pengalamannya sebagai relawan pendidikan di Desa Perlis, Kabupatrn Langkat. Desa Perlis merupakan desa pesisir yang terletak di Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat dengan luas wilayah 331 ha.

Desa ini dipisahkan oleh sungai atau muara kecil sehingga segala aktivitas utama masyarakat ini menggunakan sampan atau perahu untuk menuju kota Pangkalan Brandan.

Dia mengungkapkan Dayung Ilmu merupakan sebuah Lembaga Pendidikan Non Formal yang bersifat Non Profit untuk Masyarakat Desa Perlis, dengan program unggulan Bimbel Gratis, Life Skill (Ngebatik Ceria), Seni Tari, Seni Musik (Nasyid), TBM/Perpustakaan Dayung Ilmu, Calistung, Teater dan lainnya.

“Pengembangan dan Pemberdayaan masyarakat merupakan solusi dalam mengentaskan permasalahan di masyarakat mulai dari kebutuhan pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan dan lainnya,” jelasnya.

Enam kompetensi

Dalam paparannya, Dr Asep Saepudin, mengatakan ada enam kompetensi yang harus dimiliki di masa depan diantaranya kreatifitas, kolaborasi, kewarganegaraan, berpikiran kritis, berkarakter dan komunikasi yang baik.
Pekerjaan di dunia saat ini, jelasnya, tidak lagi mengutamakan kecerdasan intelektual, namun juga kecerdasan emosional, kemandirian, kerjasama. Selain itu, tantangan Merdeka Belajar menurutnya diantaranya adalah regulasi, kesiapan sumber daya, dan merubah mindset yang sudah terbangun lama.

“Namun peluang juga menjadi terbuka luas seperti peningkatan kerjasama (kemitraan), terjadinya transfer ilmu, dan lulusan lebih berkarakter dan kompetitif,” pungkasnya. (finta rahyuni)