Pendangkalan dan penyempitan sungai serta buruknya sistem drainase menjadi pemicu terjadinya banjir di Kota Medan.
Pendangkalan dan penyempitan sungai serta buruknya sistem drainase menjadi pemicu terjadinya banjir di Kota Medan.

MEDAN, kaldera.id- Pendangkalan dan penyempitan sungai serta buruknya sistem drainase menjadi pemicu terjadinya banjir di Kota Medan.

Solusi yang dilakukan mengatasi persoalan ini adalah dengan menormalisasi sungai maupun drainase untuk meningkatkan kapasitasnya.

Khusus normalisasi sungai, ada 3 sungai yang telah disetujui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II yakni Sungai Babura, Bedera dan Deli untuk dilaksanakan. Normalisasi sungai diikuti pembenahan drainase perkotaan.

Walikota Medan, Bobby Nasution ingin pembenahan drainase yang dilakukan harus jelas dan terukur. Artinya, perbaikan drainase harus diawali dengan perencanaan teknis yang baik. Setelah itu barulah diikuti dengan pembangunan fisik. Bobby Nasution tidak mau seperti kondisi drainase yang ada saat ini, tidak jelas kemana arah aliran airnya mengalir.

“Air jadinya seperti galau karena nggak bisa kemana-mana. Untuk itu saya minta tahun ini, pegerjaan drainase harus dievaluasi dengan sebaik-baiknya. Lakukan lebih dulu kajian dan perencanaan teknis dengan sebaik mungkin. Setelah itu, barulah dikerjakan sehingga hasilnya lebih maksimal. Dengan demikian drainase yang dibangun nantinya minimal dapat mengurangi luas wilayah yang tergenang air. Atau pun waktu surutnya semakin cepat,” kata Bobby Nasution.

Bobby Nasution sendiri masih belum puas dengan normalisasi drainase yang telah dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan bersama personel petugas penanganan prasarana dan sarana umum (P3SU) sepanjang 281 km dari total panjang drainase yang ada di Kota Medan sekitar 1.800 km.

Bobby berharap Dinas PU dapat berbuat yang lebih lagi sehingga persoalan banjir maupun genangan air yang selalu dikeluhkan warga dapat diatasi, seperti melakukan upgrading dimensi, pemeliharaan dan perbaikan sebagai upaya pencegahan banjir.

Kadis PU Kota Medan Zulfansyah Ali Saputra siap menindaklanjuti apa yang diinginkan Bobby Nasution guna mengatasi masalah banjir di Kota Medan, termasuk menghilangkan 500 titik genangan air yang terjadi setiap kali hujan deras turun. Diungkapkan Zulfansyah, normalisasi drainase sepanjang 281 km yang telah dilakukan diantaranya Parit Sulang Saling dan drainase Jalan Jahe. Normalisasi yang diilakukan itu, jelasnya, berhasil mengatasi 50 titik genangan air.

Sisa 450 titik genangan air lagi, terang Zulfansyah, juga akan akan dituntaskan dengan melakukan normalisasi secara bertahap. Sebab, persoalan genangan yang terjadi tidak semuanya murni akibat buruknya drainase yang ada, tapi juga disebabkan pendangkalan sungai. Untuk itu, imbuhnya, Dinas PU akan bekerja secara simultan, berintegrasi dan bersinergi.

“Sebagai contoh, jika hendak menuntaskan banjir di kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Jalan Dr Mansyur Medan,maka Sungai Babura harus dinormalisasi terlebih dahulu. Untuk melakukan normalisasi, tentunya harus berkolaborasi dengan BWSS II. Alhamdulillah, BWSS II sudah menyetujui untuk menormalisasi tiga sungai yakni Sungai Babura, Deli dan Bedera,” terangnya.

Apabila koordinasi dan kerjasama dengan pihak BWSS II berjalan dengan baik dan pengerjaan normalisasi sungai selesai, Zulfansyah optimis 450 titik genangan air akan tuntas dalam waktu sekitar 2 sampai 3 tahun. Selain itu untuk mendukung percepatan penanganan banjir yang masuk dalam program prioritas Walikota, jelas Zulfansyah, Dinas PU juga akan melakukan upgranding dimensi seperti yang diinginkan walikota.

Diungkapkan Zulfansyah, upgrading dimensi dilakukan tahun ini dan prosesnya kini telah memasuki tahap lelang. Diperkirakannya, bulan depan (Juli) pengerjaan upgrading dimensi sudah dimulai pengerjaannya. Ada 59 titik drainase yang akan di-upgrading dimensi, diantaranya Jalan M Yamin dan Jalan Thamrin.

Menurut Zulfansyah, upgrading dimensi dilakukan untuk menambah ukuran volume drainase. Sebab, drainase yang ada saat ini tidak mampu lagi menampung debit air dari saluran rumah tangga semakin banyak menyusul bertambah banyaknya jumlah penduduk. Kemudian diikuti banyaknya penutupan permukaan tanah sehingga menyebabkan serapan air ke dalam tanah juga berkurang.

“Mengatasinya, drainase yang ada harus di-upgrading dimensi. Contohnya, drainase yang ada sebelumnya berukuran 60 x 40 cm akan di-upgrading menjadi 1 meter. Kemudian diikuti dengan sistem u –ditch sehingga lahan yan ada di atas drainase atau parit bisa dimanfaatkan,” paparnya.

Sedangkan drainase yang tidak bisa di-upgrading dimensi, Zulfansyah mengatakan, solusi mengatasinya dengan melakukan pemeliharaan serta perbaikan alur dan normalisasi guna mengembalikan kapasitas drainase sehingga mampu menampung debit air dan menyalurkannya ke lokasi pembuangan.

“Kita ketahui bersama, Pak Wali saat sedang gencar gencar membenahi infrastruktur karena perbaikan infrastruktur merupakan salah satu program prioritasnya. Kita harapkan anggaran untuk infrastruktur naik. Dengan demikian semakin banyak drainase di Kota Medan yang kita upgrading,” harapnya.

Selain normalisasi dan upgrading dimensi, kata Zulfansyah, upaya mendukung Wali Kota mengatasi banjir dengan memasang pompa di lokasi daerah cekungan yang tidak dapat diatasi dengan pengalihan air secara gravitasi. Sebelum pemasangan pompa dilakukan, lebih dulu dilakukan kajian sehingga pompa yang dipasang nantinya dapat bekerja efektif sehingga mampu mengatasi banjir di kawasan cekungan tersebut.

Sebagai tahap awal, jelas Zulfansyah, pompa rencananya akan dipasang di 5 kawasan cekungan yang ada di Kota Medan, diantaranya Jalan Bajak III, Jalan Garu VI dan Jalan STM. Selain pompa, imbuhnya, juga akan dibuat kolam resapan. Direncanakan, kolam resapan ini akan dibuat di 5 titik di Kecamatan Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Tuntungan dan Medan Johor. “Rencana pembuatan kolam resapan ini sedang kita kaji bersama Fakultas Teknik Sipil USU,” jelasnya.(reza)