Sudari
Sudari

 

MEDAN, kaldera.id – Tidak hanya persoalan timbangan manual atau timbangan ikan untuk menimbang bayi masih digunakan jajaran Dinas Kesehatan Kota Medan saat ini, ternyata masih ada persoalan lain tersisa di OPD tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan,Taufiq Ririansyah dan jajarannya belum juga menggunakan anggaran pemberian makanan tambahan (PMT) sebesar Rp1.3 miliar sampai saat ini.

Hal ini pun membuat Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari kesal. Mengingat, anggaran itu diberikan untuk ibu hamil dan balita. Padahal sudah memasuki pertengahan tahun.

“Apa saja kerja pejabat di dinkes ini. Dana sebesar Rp1 miliar lebih untuk bantuan makanan tambahan bagi warga miskinpun belum disalurkan,” tegas Sudari dengan nada tinggi saat memimpin rapat anggota Komisi II DPRD Medan dengan Dinas Kesehatan Kota Medan di Ruang Rapat Komisi II DPRD Medan, Jumat (27/5/2022).

Dia menambahkan, pemberian makanan tambahan bagian ibu hamil dan balita merupakan bagian dari peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keseriusan penurunan angka penderita gizi buruk kronis (stunting) di Kota Medan. Harusnya ada gebrakan baru.

“Anggaran tersebut seharusnya sudah dapat disalurkan secara bertahap sejak Februari lalu. Tetapi nyatanya sampai hari gini belum disalurkan. Warga miskin berharap bantuan itu secepatnya diberikan, bukan dipenghujung tahun. Lagian, bagaimana mungkin penurunan stunting dapat berhasil kalau kinerja dinkes dari tahun ke tahun seperti ini,” tambahnya.

Untuk itu dia meminta kepada Walikota Medan, Boby Afif Nasution segera mengevaluasi kinerja Kadis Kesehatan Kota Medan, Taufiq Ririansyah. Dia menduga kinerja pejabat di OPD itu bermental proyek dan malas kerja.

“Ini bukti kelalaian dari pejabatnya yang sudah terjadi dari tahun ke tahun dan selalu mengabaikan penanganan warga miskin. Para pejabat di OPD itu terkesan lebih mengikuti seminar dan wokshop dari hotel ke hotel untuk menghabiskan anggaran. Harusnya mengutamakan program skala prioritas walikota,” tambahnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Medan, Taufiq Ririansyah menyampaikan dari pendataan Februari 2022 penderita stunting di Medan sebanyak 550 balita. Pihaknya mengaku telah melakukan kolaborasi dengan OPD lain untuk penanganan stunting.

Terkait dana Rp1.3 Miliar lebih untuk PMT yang hingga Mei belum disalurkan masih sedang proses. “Kami akan berupaya percepatan pendiatribusian anggaran PMT itu,” ujar Taufiq. (reza)