MALANG, kaldera.id – Korban kerusuhan pasca pertandingan derby Jatim antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan mencapai 129 orang.
Informasi mengenai korban meninggal imbas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu disampaikan Radion Elshinta dalam cuitan melalui akun Twitter resmi.
Dalam cuitan itu Kapolda Jawa Timur Irjan Pol Nico Afinta mengatakan dari 129 korban meninggal, dua di antaranya polisi.
“Imbas kerusuhan yang terjadi di laga Arema vs Persebaya, total 129 orang meninggal dunia, 2 diantaranya petugas polisi, 34 orang meninggal di stadion, sisanya meninggal di rumah sakit,” kata Nico Afinta dikutip dari Elshinta dan disadur dari CNNIndonesia.
Insiden di Kanjuruhan bermula dari kemarahan suporter tuan rumah yang tidak terima Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya di Liga 1.
Suporter mengamuk masuk ke lapangan, namun mendapat dihalau petugas kepolisian. Tembakan gas air mata yang dilepaskan polisi ke arah suporter membuat penonton panik dan kocar-kacir.
Akibat tembakan itu banyak suporter terinjak-injak dan mengalami sesak napas. Kerusuhan tidak saja terjadi di dalam stadion, tetapi juga meluas ke luar dan sekitar Kanjuruhan.
Sementara itu dikutip dari detik, kericuhan bermula saat para suporter Arema menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.
Sebanyak delapan kendaraan polisi dirusak dan dibakar massa. Rinciannya sebanyak lima unit dirusak dan digulingkan, sedangkan tiga lain dibakar nyaris menyisakan kerangka.
Kerusuhan di Kanjuruhan itu dikecam PSSI. Efek dari tragedi di Kanjuruhan tersebut PSSI memberikan hukuman berat kepada Arema FC berupa larangan menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi Liga 1 2022/2023.
Persebaya yang menjadi rival Arema pada laga tersebut menyampaikan duka cita atas korban yang meninggal. Sementara sejauh ini Arema FC belum memberikan pernyataan.
PSSI sangat mengecam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan akibat bentrok suporter Arema FC dengan pihak kepolisian, Sabtu (1/10).
Kecaman itu dikeluarkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi dalam rilis resmi, Minggu (2/10) dini hari.
Dalam rilis tersebut Yunus Nusi memastikan panitia pertandingan (panpel) Arema FC akan mendapat sanksi keras jika kerusuhan itu terbukti di dalam lapangan.
Selain sanksi denda, PSSI juga mengancam Singo Edan tidak bisa menjadi tuan rumah dalam beberapa pertandingan.
“PSSI sangat mengecam kerusuhan ini. Namun, sekali lagi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa,” kata Yunus Nusi.
Guna memastikan data dan fakta mengenai kerushan di Kanjurugan PSSI menerjunkan tim investigasi ke lapangan.
“Tetapi, sanksi keras akan menimpa Arema jika semuanya terbukti. Tim investigasi PSSI akan segera bertolak ke Malang,” kata Yunus.
Kerusuhan di Kanjuruhan itu bermula dari kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya, 2-3, dalam Derbi Jawa Timur di pekan ke-11 Liga 1 2022/2023.
Bajul Ijo menang berkat gol Silvio Junior (8′), Leo Lelis (32′), dan Sho Yamamoto (51′), sedangkan gol balasan Arema datang lewat brace Abel Camara (42′ dan 45+1′).(cnnindonesia.com)