Chan Hon Mun, Direktur Tourism Malaysia Medan (tengah) pada acara
Chan Hon Mun, Direktur Tourism Malaysia Medan (tengah) pada acara "Malaysia Niche Product Update" yang digelar di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan Selasa (20/12/2022).

 

MEDAN, kaldera.id- Malaysia terus menggencarkan target memenuhi kunjungan wisatawan dengan berbagai upaya. Kali ini mereka menawarkan program Malaysia Niche Product Update 2022 dengan thema berbeda.

Bertempat di Santika Hotel, Selasa (20/12/2022), Tourism Malaysia Medan mengundang berbagai asosiasi dan biro perjalanan wisata seperti Asita, Astindo, ASPPI, Amphuri juga institusi pendidikan untuk memberikan tawaran berbeda dari promosi sebelumnya.

Di acara ini Tourism Malaysia Medan menghadirkan beberapa homestay dan eco wisata (pelancongan). Diantaranya Homestay Ayer Limau Melaka, Homestay Sungai Haji Dorani Selangor, Homestay Bougainvillea Selangor, Homestay D’Pelandok Negeri Sembilan, serta eko wisata Majlis Daerah Selama di Perak.

Direktur Tourism Malaysia Medan Chan Hon Mun yang baru bertugas di Medan menggantikan Hishamuddin Mustafa langsung menjelaskan program ini kepada media. Dia mengatakan Tourism Malaysia ke depan akan menghadirkan lebih banyak produk wisata yang lebih variatif termasuk dengan menghadirkan homestay dan eko wisata. Apalagi hingga saat ini sedikitnya ada 208 homestay yang dikembangkan dengan sangat serius oleh Kementerian Pelancongan Malaysia.

Terutama bisa berbaur langsung dengan suasana desa di Malaysia

Dia mengatakan wisatawan terutama pendatang dari Indonesia bisa berbaur langsung dengan suasana desa di Malaysia atau yang kerap disebut kampung tradisional dengan tinggal di homestay yang ada.

“Bagi wisatawan tinggal di homestay akan membuat mereka lebih cepat mengenal Malaysia yang seutuhnya,” kata Chan Hon Mun. Menurut dia, penawaran dari homestay yang di Malaysia merupakan bagian dari pengembangan industri pariwisata.

Menjadikan homestay sebagai salah satu basis industri pariwisata disebutnya akan mendorong jumlah kunjungan menjadi lebih banyak. Wisatawan dari Indonesia misalnya bisa langsung berbaur dengan penduduk setempat Malaysia di homestay yang dituju.

Dari beberapa homestay yang ikut ke Santika memang menawarkan beberapa hal menarik. Terutama dari sisi harga. Jika dibandingkan dengan tinggal di hotel, homestay seperti Ayer Limau dan Sungai Haji Dorani Selangor menawarkan tarif bermalam yang lebih murah. Jika dilihat dari tarif, harganya akan berkisar antara 50-100 ringgit Malaysia atau sekira Rp150 ribu hingga Rp350 ribu rupiah per malam dengan ketentuan berlaku.

Harga itu masih akan lebih murah jika yang datang ke homestay adalah rombongan dengan minimal 30 orang. Selain menginap, para pelancong juga akan diajak menikmati berbagai atraksi dan kehidupan warga. Di Sungai Haji Dorani misalnya wisatawan akan diajak memancing, bermain layang-layang, tour desa, serta menikmati berbagai permainan tradisional.

Hal serupa juga akan ditemukan di Ayer Limau Malaka. Wisatawan akan diajak untuk merasakan coconut bowling, tarik upih, galah panjang atau juga kompang sejenis kesenian tradisional dari perkusi.

Jauh sebelum pandemi sebenarnya Malaysia juga dulu sudah pernah mempromokan homestay di Medan dengan memperkenalkan website khusus yang bisa diakses lewat jomhomestay.my. Dalam beberapa video promo ditunjukkan bagaimana kehidupan desa-desa yang ada di Malaysia dengan mengajak wisatawan berbaur dengan mereka.

Direktur Tourism Malaysia Medan Chan Hon Mun dalam kesempatan ini juga menyampaikan apresiasi kepada para pelaku industri pariwisata termasuk agen pelancongan dan maskapai penerbangan.

Dia mengatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya Indonesia ke Malaysia meningkat drastis sepanjang tahun ini. “Indonesia itu berada di urutan kedua setelah Singapura dengan jumlah kedatangan 799.066 wisatawan atau naik 13,08 persen dibanding 202,” tuturnya.

Itu sebabnya dia menyampaikan terimakasih atas dukungan semua pihak yang terus berpartisipasi menghidupkan kembali industri pariwisata Malaysia.(arn/rel)