Pembangunan stadion di wilayah Siosar, Karo, Sumatera Utara menjadi sorotan. Hal ini karena stadion itu hingga kini belum bisa dipakai meski sudah menghabiskan banyak anggaran.
Pembangunan stadion di wilayah Siosar, Karo, Sumatera Utara menjadi sorotan. Hal ini karena stadion itu hingga kini belum bisa dipakai meski sudah menghabiskan banyak anggaran.

 

MEDAN, kaldera.id – Pembangunan stadion di wilayah Siosar, Karo, Sumatera Utara menjadi sorotan. Hal ini karena stadion itu hingga kini belum bisa dipakai meski sudah menghabiskan banyak anggaran.

Anggota Komisi E DPRD Sumut Hendro Susanto menjelaskan stadion yang dimaksud itu adalah wisma atlet untuk Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda). Di lokasi itu ada juga lapangan sepakbola yang digunakan untuk latihan.

“Itu anggaran 2021-2022. Digunakan untuk, satu, wisma atlet. Kedua membangun lapangan sepakbola sebagai tempat latihan di Siosar,” kata Hendro kepada wartawan, Selasa (11/4/2023).

Hendro menjelaskan, pembangunan lokasi olahraga itu hingga kini belum selesai. Meski belum selesai, Hendro menyebut pembangunan fasilitas olahraga itu tidak dilanjutkan lagi pada tahun ini.

“Yang bikin kita kecewa adalah perencanaan 2022 tidak dilanjutkan pada perencanaan 2023. Maksudnya lapangan sepak bola itu kondisinya, mohon maaf, masih jauh dari sempurna. Penimbunan segala macam,” tutur politisi dari PKS tersebut.

Hendro menyebut pada tahun ini anggaran yang ada untuk lokasi olahraga itu hanya Rp 3 miliar. Anggaran itu digunakan untuk melengkapi lantai dua wisma atlet, yaitu untuk pemasangan keramik.

“Ini perencanaan yang enggak kokoh. Pembangunan wisma atlet Siosar itu Rp 21.482.794.587. Itu untuk dua lantai. Lantai satu clear. Lantai dua enggak ada itu keramiknya dan enggak selesai. Berarti ada kegagalan dalam perencanaan,” sebut Hendro.

“Niat Pak Gubernur adalah ini dilakukan bagian dari Pelatda jangka panjang. Ini harusnya bisa dipakai di 2023 ini untuk Pelatda. Untuk atlet-atlet yang berlaga di PON 2024. Karena bagi saya pribadi, anggaran yang sudah ada itu sangat besar. Sedangkan untuk lapangan sepakbola, ini Rp 11.632.415.211. Ini enggak selesai. Kami miris. Ini lapangan latihan. Ini enggak jadi. Baru habis untuk pengerukan,” sambungnya.

Karena hal itu, Hendro berharap persoalan ini dibuka secara terang-benderang oleh Pemprov Sumut. Hendro Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengambil tindakan terkait hal ini.

“Sementara di 2023, enggak ada lanjutan dari lapangan ini. Ini harus dibuka secara terang benderang. Ada apa ini. Siapa kontraktornya. Ini harus diusut tuntas. Pak Gubernur harus ambil alih ini. Jadi sangat disayangkan sekali, total anggaran Rp 33 miliar ini, nggak tuntas. Belum bisa dipakai. Berarti ada kesalahan dalam perencanaan,” tuturnya.

Untuk diketahui, persoalan ini awalnya disampaikan oleh Ketua Komisi E DPRD Sumut, Edi Surahman Sinuraya. Dijelaskan oleh Edi, jika stadion yang dibangun oleh Pemprov Sumut di Siosar tidak bisa dipakai.

“Kami melihat dengan anggaran yang sudah dianggarkan sejak 2022, namun lapangan bolanya tidak siap untuk dipakai,” kata Edi Surahman Sinuraya, Sabtu (8/4)

Edi menilai kondisi ini sangat fatal. Hal itu karena anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan stadion itu sangat besar.

“Itu yang saya lihat sangat fatal, tidak efisien anggaran, perencanaannya itu tidak matang. Untuk latihan saja kok sampai puluhan miliar kita menghabiskan dana di sana. Sudah habis pun dana itu tidak bisa dipakai, kurang lebih Rp 33 miliar,” sebutnya.

Terkait hal ini, detikSumut sudah menghubungi Kadispora Sumut Baharuddin Siagian. Ketika ditanyai perihal stadion ini, Bahar tidak memberikan jawaban.

“Kan sudah kau beritakan. Untuk apa ditanya lagi,” sebut Bahar kepada wartawan, Senin (10/4). (det)