Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021 lalu, atlet cabang olahraga tarung derajat membuat kejutan dengan merebut 1 medali emas dan 1 perak.
Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021 lalu, atlet cabang olahraga tarung derajat membuat kejutan dengan merebut 1 medali emas dan 1 perak.

 

MEDAN, kaldera.id – Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021 lalu, atlet cabang olahraga tarung derajat membuat kejutan dengan merebut 1 medali emas dan 1 perak. Kini Pengurus Provinsi (Pengprov) Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Sumatra Utara berharap bisa membuat prestasi yang tak kalah gemilang pada PON XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 mendatang.

Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengprov Kodrat Sumut Tasimin di Posko Publikasi PON 2024 di Kantor Dispora Sumatra Utara, Rabu (26/7/2023).

“Prestasi kita di PON 2021 melebihi target 1 perak di Papua dengan meraih 1 emas dan 1 perak. Ini menambah semangat kami meraih prestasi lainnya. Untuk itu pada Desember 2022 setelah kejurnas di Bandung, langsung mengusulkan nama untuk Pelatda. Kemudian berdasar hasil Porprov November dan hasil kejurnas, kami mengajukan nama untuk Pelatda jangka panjang PON,” kata Tasimin yang hadir bersama pelatih tarung derajat, Hizrah Saputra Harahap.

Ada 21 kelas yang nantinya dipertandingkan di PON 2024. Yakni 9 kelas petarung putra, 5 kelas petarung putri dan sisanya seni gerak putra dan putri beregu.

“Sebelumnya disetujui 19 atlet, tapi kita akan mengikuti full kelas. Jadi mulai Juni 2023 lalu tes fisik kita tambah lagi untuk melengkapi kuota. Sudah disetujui KONI Sumut,” tambahnya.

Saat ini para atlet ditempah di Kawah Derajat yang dibangun dengan swadaya di Kecamatan Medan Marelan. Dengan fasilitas outdoor dan indoor dan kolam renang. “Swadaya tanpa bantuan APBD. Di Kawah Derajat, seluruh atlet dikarantina penuh. Mereka dibimbing 4 pelatih,” katanya.

Namun di Pelatda ini, dua atlet peraih medali di PON 2021 tidak ikut serta. Mereka adalah Farhan Attamamil dan Rizki Firdaus. Farhan diketahui tengah ikut pendidikan untuk masuk polisi.

Tasimin tak menjelaskan alasan kedua pemain tersebut tak lagi turun di PON. “Atlet undisiplin nanti kita coret. Kalau ada atlet prioritas tapi kelakuannya tak prioritas kita coret. Saya sudah habis miliaran bangun Kawah Derajat,” tegasnya.

Begitupun tanpa dua pemain tersebut, dia yakin tarung derajat bisa meraih prestasi. “Semua berlatih dengan maksimal dan berpeluang. Beladiri satu cabor unpredictable atau tidak terukur. Dibutuhkan mental yang baik. Jadi tidak merasa cepat puas,” jelasnya.

Selain itu selanjutnya Tasimin berharap bisa menghadirkan pelatih dari luar Sumut, tidak harus dari luar negeri.

“Dari dalam saja. Di periode kedua saya ini, target kita minimal juara 3 umum nasional. Kita Insya Allah berjuang minimal 3 emas, 3 perak dan 5 perunggu. Itu minimal. Kita sudah melakukan analisis SWOT. Sudah kita petakan kekuatan dan kelemahan,” ucapnya.

Tasimin juga berharap KONI Sumut bisa memfasilitasi untuk try out ke luar daerah. Baik untuk kelas petarung maupun seni gerak peta kekuatannya di daerah berbeda.

“Kita berharap bisa tryout ke luar November mendatang. Ke mana yang bisa kita lihat prestasi tarung derajat bagus. Kalau petarung juara umum Bali. Kita pingin ke sana. Seni gerak lumbungnya Aceh, Jabar Jateng,” bebernya.

Sementara itu Wasping Tarung Sumut Yusriando mengatakan, target yang dibidik PON Sumut.

“Setelah kami meninjau melihat sarana dan prasarana, kami yakin tarung derajat bisa maksimal. Kami dari KONI sering berkunjung. Dengan perkembangan itu akan kita capai target,” katanya.(harianstar)