Anggota Komisi 3: Tanpa Inovasi, PUD RPH Medan Tidak Akan Berkembang!

redaksi
15 Jan 2025 19:25
Medan News 0 4
2 menit membaca

 

MEDAN, Kaldera.id – Pendapatan PUD Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Medan yang minim sejak lama menjadi sorotan. Anggota Komisi 3 DPRD Kota Medan, Dodi Robert Simangunsong, menegaskan bahwa perusahaan milik Pemko Medan ini harus berinovasi dan mengambil langkah proaktif untuk berkembang.

“Kalau tidak jemput bola dan membuat inovasi baru, bagaimana mungkin PUD RPH bisa berkembang?” ujar Dodi saat rapat kerja Komisi 3 DPRD Kota Medan bersama PUD RPH, Selasa (14/1/2025).

Menurut Dodi, sebagai usaha jasa, RPH memiliki potensi besar untuk menghasilkan keuntungan. Namun, hal itu tidak akan tercapai tanpa terobosan yang menarik dan relevan.

Salah satu inovasi yang diusulkan Dodi adalah pembentukan agen-agen PUD RPH di setiap pasar tradisional di Kota Medan. Para agen ini akan memastikan daging yang dijual benar-benar berasal dari PUD RPH, yang dikenal menjaga higienitas dan kehalalan daging.

“Dengan adanya agen di pasar tradisional, masyarakat akan semakin percaya karena daging yang mereka konsumsi sudah terjamin kualitasnya,” tegas Dodi.

Tak berhenti di situ, Dodi juga mendorong PUD RPH untuk memperluas layanan jasanya. Selain memotong sapi dan hewan kaki empat lainnya, ia menyarankan agar RPH juga menyediakan jasa pemotongan ayam dan bebek.

“Permintaan daging ayam di Kota Medan sangat tinggi. Jika ini dilakukan, otomatis pendapatan asli daerah (PAD) juga akan meningkat,” tambahnya.

Namun, usulan ini sempat menuai pro dan kontra di kalangan anggota Komisi 3. Selama ini, layanan pemotongan unggas belum menjadi bagian dari operasional PUD RPH.

Menanggapi usulan tersebut, Direktur Utama PUD RPH, Harisandi Harahap, menyambut baik ide inovatif ini. Menurutnya, layanan pemotongan unggas sebenarnya telah diatur dalam Perda Nomor 6 Tahun 2021 tentang Rumah Potong Hewan.

“Kami memiliki lahan yang memadai. Jika ada dukungan investor untuk menyediakan mesin boiler, layanan ini bisa segera diwujudkan,” kata Harisandi.

Ia juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan pasar yang lebih bersih dengan memusatkan pemotongan unggas di RPH. “Dengan begitu, pasar tidak lagi becek akibat pemotongan unggas di lokasi yang tidak semestinya,” jelasnya.

Selain inovasi layanan, Harisandi mengungkapkan bahwa pihaknya pernah mengusulkan pembentukan Satgas Pengawas Daging di pasar tradisional. Satgas ini akan memastikan daging yang beredar memenuhi standar kesehatan dan kehalalan.

“Kami juga akan berkoordinasi dengan PUD Pasar Kota Medan untuk merealisasikan hal ini. Potensinya sangat besar, dan kami akan terus memperbaiki strategi ke depan,” tutup Harisandi optimis. (Reza)