Zulkarnaen
MEDAN, kaldera.id – Rencana pembangunan kolam retensi di Jalan Letda Sudjono, simpang Titi Sewa, menghadapi kendala batas wilayah. Lahan yang akan dibebaskan untuk proyek pengendalian banjir tersebut ternyata berada di wilayah Kabupaten Deliserdang, bukan di Kota Medan.
Fakta itu terungkap saat Wakil Ketua DPRD Kota Medan dari Fraksi Gerindra, Zulkarnaen, meninjau langsung lokasi bersama jajaran Pemko Medan, Senin (3/11/2025).
Turut hadir Asisten Pemerintahan Setdako Medan Muhammad Sofyan, Plt Kadis SDABMBK Medan Gibson Panjaitan, perwakilan Dinas PKPCKTR Medan Raja Dina, serta Camat Medan Tembung Muhammad Pandapotan Ritonga.
Dijelaskan perwakilan Dinas PKPCKTR Kota Medan, Raja Dina, luas lahan sekitar 17 x 40 meter itu sebelumnya memang berada dalam wilayah administrasi Medan. Namun sesuai Permendagri No.96 Tahun 2022 tentang batas daerah Medan–Deliserdang, serta penguatan melalui RTRW Kota Medan, batas telah bergeser ke Jalan Titi Sewa.
“Dulu patok batasnya Sungai Titisewa. Setelah penetapan regulasi, wilayah tersebut sudah menjadi bagian Kabupaten Deliserdang,” jelas Raja Dina.
Mengetahui hal tersebut, Zulkarnaen meminta Pemko Medan segera berkomunikasi dengan Pemkab Deliserdang untuk pembelian aset lahan agar pembangunan kolam retensi tetap dapat dilakukan.
“Saya akan kontak langsung Bupati dan Ketua DPRD Deliserdang. Jangan sampai soal batas wilayah menghambat penanganan banjir di kawasan Pintu Tol Bandar Selamat,” tegasnya.
Plt Kadis SDABMBK Medan, Gibson Panjaitan, memaparkan tiga opsi teknis jika pembebasan lahan itu menghadapi kendala. Pertama, membangun drainase dari depan Pintu Tol Bandar Selamat menuju Sungai Titisewa dan diteruskan ke Sungai Tembung.
Kedua, membangun drainase serupa dengan sistem crossing ke arah selatan di jembatan Sungai Tembung. Ketiga, membangun drainase primer langsung ke Sungai Titisewa.
“Untuk opsi ketiga, seluruh trase berada di Deliserdang sehingga hanya bisa dikerjakan Pemkab Deliserdang atau BWSS II,” kata Gibson.
Zulkarnaen meminta Dinas SDABMBK menyiapkan kajian lengkap dari seluruh opsi tersebut.
“Ini kabar baik, ada beberapa solusi. Saya minta kajiannya segera. Warga Bandar Selamat sudah terlalu lama menderita akibat banjir, penyelesaiannya tidak boleh tertunda lagi,” tegasnya. (Reza)