
BUKITTINGGI, kaldera.id— Dalam upaya memperkuat ekonomi kreatif lokal dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), tim dosen dari Universitas Andalas melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat “Akselerasi Digitalisasi Keuangan, Pemasaran, dan Kepatuhan Pajak bagi Pengrajin Rajut dan Kerancang” di Rumah Bagonjong HandMade, Bukittinggi.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, kemarin, disebutkan kegiatan ini berlangsung selama delapan bulan dan melibatkan dosen lintas disiplin dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Teknologi Informasi, bersama mahasiswa S1 dan S2.
Fokus utama program adalah meningkatkan kapasitas usaha pengrajin melalui pelatihan pencatatan keuangan digital, strategi pemasaran berbasis media sosial, serta pendampingan legalitas usaha dan perpajakan.
“Kami ingin pengrajin lokal tidak hanya kreatif dalam berkarya, tapi juga profesional dalam mengelola usaha. Digitalisasi adalah kunci agar mereka bisa naik kelas,” ujar ketua Tim Pengabdian, Silmi, SE., M.Ak.
Rumah Bagonjong HandMade, sebelumnya menghadapi berbagai tantangan seperti tidak memiliki laporan keuangan, belum terdaftar NPWP, serta keterbatasan alat produksi. Melalui program ini, mitra berhasil menerapkan aplikasi pencatatan keuangan SIAPIK, mendaftarkan NPWP pribadi dan usaha.
“Kemudian, meningkatkan kapasitas produksi dari 15 menjadi 50 produk per bulan, peningkatan omset dari Rp5 juta menjadi Rp15 juta per bulan dan memperluas pemasaran melalui media sosial dan platform digital,” kata Farida, pimpinan Rumah Bagonjong HandMade.
Selain pelatihan, tim juga menyerahkan berbagai alat produksi seperti mesin jahit multifungsi, mesin obras, meja potong, dan rak penyimpanan, yang secara signifikan meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Kegiatan ini juga mendukung Asta Cita pemerintah dalam pengembangan industri kreatif, pemberdayaan perempuan, dan pembangunan ekonomi dari bawah. Dalam aspek IKU (Indikator Kinerja Utama) perguruan tinggi, kegiatan ini berkontribusi pada IKU 2, 3, dan 5, yaitu mahasiswa dan dosen berkegiatan di luar kampus serta hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Kemendikbudristek melalui program BIMA, dan diharapkan menjadi model pengabdian yang dapat direplikasi di daerah lain.(efri surbakti/rel)