Chairman Propertindo, Adi Ming S bersam Presiden Direktur PT Kani Jaya Sentosa, Yamitema T Laoly menandatangani kerjasama pembangunan Sam City di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Kamis (19/12/2019).
Chairman Propertindo, Adi Ming S bersam Presiden Direktur PT Kani Jaya Sentosa, Yamitema T Laoly menandatangani kerjasama pembangunan Sam City di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Kamis (19/12/2019).

MEDAN, kaldera.id – PT Kani Jaya Sentosa berkolaborasi dengan Samera Propertindo membangun Sam City . Perumahan ini nantinya berkapasitas 1.000 unit rumah dengan harga jual mulai Rp250.000.000.

Rumah tersebut dibangun di atas lahan seluas 10 hektar di kawasan Marendal, Medan. Untuk tahap awal akan dibangun 177 unit. Ditargetkan rumah itu akan laku dalam satu bulan. Sedangkan untuk 1000 unit ditargetkan laku selama lima tahun.

Bentuk kerjasama kedua pihak itu melalui penandatanganan MoU yang dilakukan Presiden Direktur PT Kani Jaya Sentosa, Yamitema T Laoly dengan Chairman Samera Propertindo, Adi Ming E di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Kamis (18/12/2019). Pengerjaannya sendiri akan dilakukan PT Samera Kani Jaya (anak perusahaan kedua belah pihak). Sedangkan pembagian saham 55% saham Samera Propertindo dan 45% saham PT Kani Jaya Sentosa.

Perumahan ini nantinya akan menjadi seperti kota baru dengan berbagai fasilitas dan sarana pendukung memadai. Sehingga para penghuni komplek tidak perlu ke luar terlalu jauh untuk mendapatkan kebutuhan. Mengingat investasi menelan sekitar Rp100 miliar. Selain itu, kawasan ini juga nantinya terus dikembangkan.

Samera Propertindo merupakan perusahaan properti yang sudah berdiri sejak 2004. Beberapa properti telah dibangun seperti, Villa Samera, J City, De Casa Villa, dan lainnya.

Sedangkan PT Kani Jaya Sentosa selama ini bergerak di bidang kontruksi pembangunan jalan dan jembatan.

“Saya tertantang untuk membangun yang lebih besar lagi. Semoga lebih baik lagi,” jelas Adi Ming.

Dia menjelaskan, dirinya sudah berteman lama dengan Yamitema. Sebelum kerjasama ini diputuskan, dilakukan diskusi beberapa kali. Setelah sama -sama yakin, barulah dilakukan.

“Sebelumnya kami ada bisnis kecil -kecilan. Kemudian diskusi dan komunikasi untuk berbuat sesuatu yang lebih besar lagi, maka jadilah ini,” ungkapnya.

Adi menambahkan, bisnis properti tidak pernah dalam kondisi tidak baik. Bahkan, banyak yang memprediksi setiap 10 tahun sekali terjadi resesi. Pada kenyataanya itu tidak terjadi. Pembangunan properti tetap ada.

“Saya tidak pernah percaya bisnis properti sedang lesu. Anggapan bisnis properti sedang lesu tergantung cara pandang saja. Tetap ada peluang. Tergantung keahlian dalam memasarkan. Di Marendal itu kawasan padat. Minat beli ada,” tambahnya.

Sementara itu, Yamitema menambahkan, tertariknya dia terjun ke bisnis properti karena melihat peluang bisnisnya cukup besar.

“Saya yakin peluang di bisnis ini ada. Saya juga ingin memberikan kontribusi yang besar lagi kepada masyarakat. Bisnis properti sedang lesu bukan berarti mati. Makanya, saya yakin masih ada peluang,” pungkasnya. (reza sahab)