Gas Industri Turun Bulan Depan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengumumkan penurunan harga gas industri pada Maret 2020. Ilustrasi (ist)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengumumkan penurunan harga gas industri pada Maret 2020. Ilustrasi (ist)

JAKARTA, kaldera.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengumumkan penurunan harga gas industri pada Maret 2020. Penurunan dilakukan untuk mengerek daya saing Indonesia sebagai lokasi investasi.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (27/2/2020.

“Nanti akan diumumkan Presiden (Jokowi), akan diumumkan harganya,” ucap Arifin.

Namun, Arifin enggan menjelaskan lebih lanjut terkait potensi penurunan harga gas untuk industri yang akan diumumkan oleh Jokowi bulan depan.

“Insya Allah nanti akan diumumkan,” terang dia.

Sebelumnya, Jokowi telah memerintahkan Kementerian ESDM untuk segera menekan harga gas industri ke US$6 MMBTU. Menurutnya, penurunan harga gas sudah diperintahkan sejak beberapa tahun lalu.

“Sudah berkali-kali dirapatkan. Saya sudah mendapat informasi dari Menteri ESDM (Arifin Tasrif) kemarin. Segera berlakukan,” ujar Jokowi.

Sekadar mengingatkan, penurunan harga gas industri sebenarnya sudah diperintahkan Jokowi sejak 2016. Demi merealisasikan hal itu, Jokowi merilis Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

Perpres tersebut sebenarnya sudah mengatur harga gas untuk industri sebesar US$6 MMBTU. Namun, amanat perpres itu belum dilaksanakan pemerintah sepenuhnya.

Kementerian ESDM sebelumnya menyebut tiga opsi untuk menekan harga gas industri. Pertama, mengurangi bagian negara dan efisiensi penyaluran gas. Misalnya, dengan mengurangi porsi pemerintah dari hasil kegiatan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu minyak dan gas (migas).

Kedua, kewajiban badan usaha memasok produksi gas untuk kebutuhan dalam negeri sebelum ekspor (domestic market obligation/DMO).

Ketiga, impor gas industri untuk menambah pasokan di kawasan yang belum terhubung jaringan gas nasional. (cnn/finta rahyuni)