Site icon Kaldera.id

Anak Muda di BUMN: Harus Adaptif dan Kolaboratif

MEDAN, kaldera.id – Pemerintah dinilai komit dalam regenerasi dan pengembangan potensi anak muda. Maka keberadaan mereka di kursi jajaran BUMN harus disertai gerak cepat yang adaptif serta kolaboratif.

Demikian disampaikan Komisaris Bank Syariah Mandiri Arief Rosyid Hasan dalam webinar bertema BUMN Untuk Indonesia: Kiprah Anak Muda di BUMN, Peluang dan Tantangan.

Webinar yang diselenggarakan Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI) dan KNPI Sumatera Utara itu digelar via aplikasi Zoom Meeting pada Jumat (3/7/2020) malam.

Sebagai salahsatu anak muda yang diamanahkan di kursi BUMN, Arief Rosyid Hasan menilai Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Tohir punya sikap tentang regenerasi di tubuh perusahaan plat merah.

“Ini tentang sensitivitas pemerintah kita terhadap regenerasi. Sebab salahsatu persoalan anak muda adalah kesenjangan. Maka itu pemerintah sensitif di situ dan berani memberi peluang kepada anak muda untuk mengurangi kesenjangan tersebut,” kata Arief Rosyid.

Ketum PB HMI 2013-2015 itu pun mendorong anak muda saling dukung demi sebuah perubahan Bangsa Indonesia yang lebih baik.

“Kita bukan antikritik, tapi mengajak kita semua untuk saling dukung. Anak muda harus bersinergi, adaptif dan kolaborasi,” kata Arief Rosyid.

Turut hadir sebagai narawicara webinar yakni Komisaris PTPN4, Osmar Tanjung. Disebutkan Osmar, Kementerian BUMN menekankan pentingnya AKHLAK (Amanah, Kompetensi, Harmonis, Loyalis, Adaptif dan Kolaboratif).

“Saya sendiri menilai ini sangat penting. Di satu sisi juga ini bisa menjadi pisau bermata dua yang sewaktu-waktu bisa saja menyisir oknum-oknum yang tak mampu mengedepankan akhlak itu sendiri,” kata Osmar.

Menyinggung soal kiprah anak muda di jajaran BUMN, Osmar menegaskan pihaknya mendukung penuh. Bahkan diakuinya kolaborasi antara usia matang dan anak muda di jajaran BUMN bisa menjadi strategi yang kuat bagi perjalanan perusahaan plat merah di republik ini.

“Ini sebuah pembelajaran juga bagi saya selaku orang yang terbilang tua. Jadi kami bukan menuntut anak muda beradaptasi tapi juga mendorong kami-kami ini yang sudah tua untuk terus berinovasi,” ujar Osmar.

Sedangkan Ketua KNPI Sumut Samsir Pohan dalam paparannya mendorong anak muda untuk adaptif dan tidak menyerah pada keterbatasan.

Samsir dan bersama pengurus KNPI Sumut saat ini sedang mempersiapkan pusat kreatif anak muda (KNPI Sumut Creatif Hub) sebagai wadah kolaboratif untuk perbaikan masa depan.

“Saya mengajak untuk bersiap diri dan tidak hanya menjadi penonton. Ini momen kesadaran kita semua untuk bangkit karena kita adalah masa depan,” kata Mantan Ketum Badko HMI Sumut itu.

Sementara itu, narawicara lainnya yakni ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya menegaskan bahwa anak muda bukan lagi sekadar gimmick (mengelabui atau sekadar tampilan).

“Anak muda bukan lagi sekadar gimmick atau gaya-gayaan, tapi sebuah keniscayaan. Dan terkait jabatan di BUMN juga merupakan tantangan bagi anak muda untuk membuktikan kiprahnya sendiri,” kata Berly.

Sedangkan salah seorang tokoh muda Labuhanbatu M Riduan Dalimunthe mengajak seluruh elemen pemuda mengikis kesenjangan yang ada.

“Saya menyambungkan soal kesenjangan yang disebut Bang Arief Rosyid tadi. Maka itu anak muda harus mempersempit kesenjangan yang ada. Jangan menghabiskan banyak waktu hanya untuk main gadget,” kata Riduan.

Penyelenggara webinar, Founder SKPI Faisal Mahrawa menjelaskan bahwa webinar itu sebagai langkah strategis guna pengarusutamaan isu-isu kepemudaan dalam proses kebijakan.

“SKPI memang hadir untuk menjembatani isu strategis yang bisa menjadi masukan bagi pengambil kebijakan,” tukas Dosen FISIP USU tersebut.(f rozi)

Exit mobile version