MEDAN, kaldera.id – Pengamat IT dari USU, Muhammad Safri Lubis menilai, para pelaku UMKM di Kota Medan akan ramai – ramai beralih ke bisnis melalui digital atau jualan online.
Selain karena eranya digital dan lebih menjanjikan saat ini juga dikarenakan alasan lainnya.
Alasan lainnya seperti, akibat kurang nyamannya berjualan melalui tatap muka, apakah itu rawan digusur, lokasi berjualan tidak mendukung, ketakutan akibat pandemi Covid-19, dan lainnya.
“Pada prinsipnya semua akan beralih ke bisnis digital. Kalau dulu kan takut digusur dan mahal sewa lapak strategis. Sekarang ini orang takut belanja langsung karena pandemi. Makanya, memilih transaksi melalui online,” tegasnya kepada kaldera.id, Kamis (20/8/2020).
Dia menjelaskan, dulunya pelaku bisnis digital hanya pedagang menengah ke atas dan menjual barang tertentu semata. Sehingga bisnis ini tidak mempengaruhi pedagang -pedagang kecil yang berjualan sayur mayur dan lainnya.
Selain itu, tidak semua orang bisa melakukannya karena keterbatasan alat dan kemampuan. Namun, seiring waktu semua aktivitas dagang dilakukan secara online, termasuk pedagang kecil.
Dia mencontohkan, pedagang baju dan aksesoris lainnya di pasar tradisional menggelar jualan langsung di media sosial, baik itu di Facebook dan instagram.
Lapak jualan hanya berdagang sekadar dan tempat menyimpan barang. Berjualan melalui online juga mudah, bisa berjualan kapan saja. Aman dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar. Resikonya juga kecil.
Artinya semua pelaku UMKM sudah memanfaatkan itu. Bahkan, mereka tidak perlu membuat atau memasukan ke dalam aplikasi atau web belanja online. Bisa memanfaatkan whatsapp.
“Pandemi ini akan membiaskan orang untuk berbelanja online. Apalagi kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berakhir. Mereka memanfaatkan media yang ada. Bagi mereka mana yang bisa menguntungkan. Meskipun belanja tatap muka itu lebih enak dari online. Jadi, sekarang ini tidak salah banyak beralih ke bisnis online, termasuk pengusaha kecil,” tambahnya. (reza sahab)
