Dry Port Maksimalkan KEK Sei Mangkei

Tampilan layar peserta webinar KEK Sei Mangkei: Peluang dan Tantangan
Tampilan layar peserta webinar KEK Sei Mangkei: Peluang dan Tantangan

MEDAN, kaldera.id – Direktur PT Sei Mangkei Nusantara Tiga, Bawon Utomo, mengajak investor untuk memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang saat ini sangat siap baik sistem layanan dan infrastrukturnya. Terlebih saat ini sudah ada Dry Port di KEK Sei Mangkei.

Dry port adalah pelabuhan yang berada di daratan jauh dari laut yang berfungsi seperti pelabuhan laut. Pada pelabuhan daratan ini dilakukan konsolidasi muatan, penumpukan atau pergudangan, serta dokumentasi muatan yang selanjutnya dikirim ke pelabuhan laut dalam hal ini terminal peti kemas dengan menggunakan kereta api atau truk peti kemas untuk selanjutnya dimuat ke kapal.

Hal ini terungkap dalam webinar Overview KEK Sei Mangkei: Peluang dan Tantangan yang digelar PT Paralumb Teknika Konsultama dan Taman Kudoci bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Komunikasi FIS UIN Sumatera Utara, Kamis (10/9/2020).

Dalam webinar yang dimoderatori Dr Hasan Sazali, MA, tersebut, Bawon Utomo menjelaskan eksisting KEK Sei Mangkei. Menurutnya, saat ini aksesibilitas, sarana, dan pendukung lainnya sudah tersedia di KEK Sei Mangkei.

“Jalan, kelistrikan, jaringan gas, telekomunikasi, jaringan transportasi, hingga dry port sudah siap. Ada juga insentif fiskal dan non-fiskal. Makanya, kami harap investor segera berinvestasi di sini,” kata Bawon.

Kata dia, saat ini sekitar 12,8% lahan yang tersedia sudah digunakan atau sekitar 212 hektare dari 1.933 hektare lahan KEK Sei Mangkei. “Lahan yang ada sudah digunakan beberapa perusahaan seperti PT Unilever, PT INL, PT API, PT All Cosmos, dan perusahaan es krim, Aice. Termasuk juga PLN, Pertagas, Pertamina Power dan 3 perusahaan Perkebunan Nusantara,” terangnya.

Direktur PT Sei Mangkei Nusantara Tiga Ajak Investor Manfaatkan KEK Sei Mengkei

Khusus untuk Dry Port Sei Mangkei, Bawon menegaskan, pihaknya merupakan unit usaha pelabuhan yang mengoperasikan Dry Port Sei Mangkei. “Kapasitasnya 4.500 teus. Sementara permintaan masih 800 teus/bulan. Masih sangat terbuka,” terangnya.

Dry Port Sei Mangkei juga sudah terkoneksi dengan jalur kereta api baik ke Pelabuhan Belawan maupun Pelabuhan Kuala Tanjung. “Dengan kode pelabuhan IDMSK, Dry Port Sei Mangkei menjadi salah satu pelabuhan yang terkoneksi dengan pelabuhan lain di seluruh dunia internasional,” terang Bawon.

Dalam webinar itu, Bawon juga mendapatkan banyak pertanyaan dari peserta terkait eksistensi KEK Sei Mangkei. Di mana progres KEK ini sangat lambat. “Ini sudah jadi perhatian semua pihak.

Seperti ada resistensi dari investor untuk ke sini. Kebijakan dan regulasi, mungkin jadi faktor yang perlu kita selesaikan secara bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya,” pungkas Bawon.(f rozi)