Panduan Ibadah Ramadan di Rumah Ditengah Covid-19

Cendekiawan muslim, Quraish Shihab
Cendekiawan muslim, Quraish Shihab

JAKARTA, kaldera.id – Ramadan 1441 Hijriah tahun ini diwarnai dengan mewabahnya Covid-19. Mau tidak mau masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah, begitu juga dengan beribadah.

Alhasil, beberapa ibadah yang biasanya dilakukan di masjid atau musala kini terpaksa dilakukan di rumah.

Cendekiawan muslim, Quraish Shihab menuturkan dalam kondisi pandemi seperti ini ibadah memang sudah semestinya dilakukan di rumah. Hal ini sebagaimana yang dianjurkan pemerintah dan para ahli.

“Saya kira kewajiban kita untuk mengikuti apa yang terbaik. Melanggar itu, dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap perintah Tuhan untuk mengikuti yang memerintah.

Suka atau tidak suka selama yang diperintahkan tidak bertentangan dengan tujuan agama menjadi kewajiban warga mengikuti kebijakan pemerintah,” tutur Quraish Shihab dalam konferensi pers melalui siaran langsung di laman resmi Youtube BNPB, Jumat (24/4/2020).

“Sehingga bisa dikatakan, berdosalah mereka yang melanggar ketetapan itu, berdosalah mereka yang tidak mengikuti ketentuan. Karena apa yang ditentukan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan logika,” lanjut eks Menteri Agama tersebut.

Quraish menyebut, selama Ramadan, ada ibadah yang wajib dikerjakan dan ada pula yang merupakan ibadah sunnah. Dua ibadah wajib selama Ramadan antara lain puasa dan zakat fitrah. Menurutnya, keduanya tetap bisa dilakukan tanpa harus ke masjid.

“Kedua ibadah wajib ini tidak ada kaitannya dengan kondisi yang dialami masyarakat di dunia sekarang ini, bisa dilaksanakan di mana saja, kapan saja, tidak ada kaitannya dengan harus di masjid saat berpuasa atau membayar zakat fitrah harus di masjid,” tuturnya.

Ramadhan Diwarnai Dengan Wabah Virus Corona

Sementara ibadah lain seperti salat Tarawih, menurut dia, tetap bisa dilakukan asalkan tetap di rumah.

“Sekarang karena ada pandemi ini, timbul permasalahan. Kalau pergi salat Tarawih di Masjid dengan berjamaah, maka diduga keras oleh ahlinya bahwa itu bisa menyebarkan atau menjadikan yang berkunjung dan bercampur erat itu terjangkit penyakit.

Dalam konteks ini, agama menetapkan, bahwa memelihara kesehatan adalah salah satu kewajiban bagi setiap individu. Jadi jangan ke masjid,” kata Quraish.

Karena itu, Quraish pun meminta umat Islam untuk tak memaksakan diri pergi ke masjid. Mengingat, kata dia, para ahli telah mengungkapkan bahwa aktivitas ke masjid lebih banyak mendatangkan kerugian dibanding manfaatnya.

“Bahkan boleh jadi kita berkata, pergi jamaah ke masjid untuk salat Tarawih atau salat apapun itu bisa mendekati haram. Kalau tidak haram, paling sedikit, dia makruh. Bahkan banyak ulama berkata, itu terlarang karena mengakibatkan mudarat bagi orang yang datang dan tersentuh atau terjangkit penyakit itu,” jelasnya.

Ia pun mengingatkan, ibadah selama Ramadan ini tak melulu berbentuk ritual. Kegiatan lain yang punya nilai positif dan bermanfaat juga bisa dicatat sebagai amal saleh.

“Amal itu adalah penggunaan daya, daya yang dimaksud, daya pikir, daya fisik, daya kalbu, daya hidup. Selama itu digunakan dan bersifat saleh, yakni sesuai dengan nilai-nilainya maka itu adalah ibadah. Jadi kita bisa beribadah di rumah,” ucap dia.

Berikut beberapa contoh ibadah yang tetap bisa dilakukan di rumah, menurut Quraish Shihab.

Memberi buka puasa

Yang banyak dianjurkan selama Ramadan adalah memberi buka puasa. Dan ini juga tak harus ke masjid atau bahkan tak berkaitan dengan buka puasa bersama.

Apalagi di era ini, berbagi buka puasa bisa dilakukan dengan mengirimkan makanan atau minuman.

“Nabi SAW dalam sabdanya berkata, siapa yang memberi buka orang berpuasa dia akan mendapat ganjaran sesuai dengan yang berpuasa itu. Memberi buka, kata Nabi, walaupun dengan seteguk air, sebiji kurma. Jadi masih bisa dilaksanakan tanpa terpengaruh,” tutur Quraish.

Tadarus, berinteraksi dalam membaca Al-Quran

Tadarus juga bisa menjadi pilihan sebagai ibadah selama di rumah. Quraish menjelaskan, tadarus bukan sekadar membaca Al-Quran atau berlomba-lomba menamatkannya.

“Tadarus itu interaksi antara dua orang untuk membaca Al-Quran dan mempelajarinya. Dan sekarang ini kalau di rumah itu kesempatan yang luar biasa untuk melaksanakan tadarus,” kata Quraish.

Tetap tinggal di rumah memungkinkan Anda untuk mengajarkan anak membaca dan mempelajari Al-Quran. Selain itu juga bisa saling mendiskusikan kandungan Al-Quran dengan orang-orang terdekat.

“Itu jauh lebih baik daripada baca Al-Quran di masjid. Karena tadarus itu, sekali lagi, mengulang-ulangi bacaan sampai paham kandungannya. Sahabat-sahabat Nabi dulu begitu; kumpul, berdiskusi ini itu, mereka tidak berpindah ke ayat lain sampai memahami. Jadi tidak harus tamat,” kata Quraish.

Sedekah

Menurut Quraish, Rasul banyak melakukan sedekah selama Ramadan. Dan ini tak harus dilakukan di masjid.

Ia mencontohkan sedekah juga bisa berbentuk memberikan baju ke orang lain.

“Selama ini di rumah mungkin ada gudang yang tidak pernah kita lihat, di sana bertumpuk barang-barang yang bisa digunakan yang boleh jadi sudah tidak kita gunakan.

Di lemari kita ada baju yang mungkin karena sibuk tidak kita lihat dan pakai, pilihlah itu, lalu sedekahkan ke orang lain. Itu ibadah yang luar biasa,” ucap dia.

Itikaf diganti introspeksi diri di rumah
Biasanya dalam kondisi normal, selama Ramadan, sebagian umat Islam melakukan itikaf di masjid. Namun di tengah pandemi ini menurut Quraish, itikaf tetap bisa dilakukan asalkan di rumah.

Karena kehadiran seseorang di masjid kini jusru memperburuk dan membahayakan kondisi maka Quraish menyarankan untuk mengambil inti dari ibadah itikaf.

“Kita ambil substansinya. Orang beritikaf itu sebenarnya merenung, introspeksi, melakukan muhasabah dan itu bisa dilakukan di masjid dan bisa dilakukan di rumah,” kata Quraish.

Pemilihan di masjid, sebenarnya agar itikaf atau proses perenungan diri tidak terganggu orang lain. Sehingga lebih tenang melakukan refleksi diri. Tapi bukan berarti wajib di masjid. Dalam kondisi wabah seperti ini, ibadah itikaf tetap bisa dilakukan di rumah.

Menanam

Berkebun atau menanam tanaman juga tergolong sebagai ibadah. Jika Anda masih memiliki lahan yang menganggur dan tidak ditumbuhi sesuatu.

“Tanamlah di sana tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, yang bisa bermanfaat bagi kita,” saran Quraish.

“Saudara tahu, Nabi pernah bersabda, seandainya kiamat sudah akan terjadi besok, dan di tangan kalian ada benih tumbuhan maka kalau dapat tanam dulu benih itu,” sambungnya. (cnn/ finta rahyuni)