MEDAN, kaldera.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyambut baik paparan anggota DPR RI Komisi X Djohar Arifin Husin saat berbicara dalam Webinar FE Unimed memperingati Hari Kebangkitan Nasional Rabu (20/5/2020) melalui daring (dalam jaringan).
Dalam webinar bertajuk strategi dunia usaha menyikapi Indonesia sebagai negara maju pasca covid-19, Djohar Arifin mengharapkan Indonesia mandiri di berbagai bidang yang ditopang berbagai kekuatan dalam negeri.
Prof. Djohar Arifin Husin menjadi keynote speech, kemudian Ketua Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara sebagai narasumber, serta para panelis yang terdiri dari Prof. Syawal Gultom, guru besar FE Unimed dan ketua senat Unimed, Prof. Dedy Purwana, guru besar FE Universitas Negeri Jakarta, Latunreng, Badan Pengawas BPJS Kesehatan, Palacheta Subies Subianto, pengusaha, Wawan Hermawan, ekonom Universistas Padjajaran serta Fitrawati, Kaprodi Magister Ilmu Ekonomi PPs Unimed memiliki kesamaan pendapat atas pandangan tersebut.
Acara yang dimoderatori Dekan FE Prof. Indra Maipita dan dibuka langsung Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom dihadiri ratusan akademisi, pengusaha dan unsur pemerintahan secara online.
Djohar Arifin Husin berbincang dengan Menteri Pendidikan melalui pesan Whatsapp. “Beliau menyambut baik paparan terkait Indonesia sebagai negara maju harus punya kemandirian pasca covid-19. Jadi waktu jadi pembicara itu saya sampaikan ke Mendikbud bahwa saya jadi pembicara di webinar FE Unimed. Dan beliau mengapresiasinya. Sekaligus ini juga jadi bukti bahwa sistem daring yang dicanangkan Mendikbud sudah berjalan baik di seluruh Indonesia, khususnya Unimed,” kata dia.
“Saya kira Mendikbud memberikan apresiasi seperti itu karena memang kondisi yang dihadapi bangsa. Kemudian ternyata perguruan tinggi terutama FE Unimed berkontribusi dalam memberi sumbangan pemikiran untuk mengatasi persoalan bangsa,” kata Djohar Arifin Husin, kemarin.
Djohar Arifin berharap ada banyak kebijakan yang ditinjau pasca covid-19. Misalnya soal ketergantungan pada impor. “Ini kebijakan lama. Harus ditinggalkan karena kita sudah terlalu bergantung pada impor. Kita harus serius membangun proyek ketahanan pangan, membangun produksi hasil laut sebesar-besarnya dan setiap nelayan harus jadi pengusaha,” tuturnya.
“Indonesia juga harus punya industri yang memenuhi kebutuhan dasar negeri ini. Kita punya 270 juta rakyat sebagai big market. Apa keperluan rakyat ini harus disiapkan dalam negeri. Manfaatkan populasi yang luar biasa ini sebagai upaya mencapai kemandirian dalam berbagai hal,” tuturnya.
Dia memang mengharapkan agar Indonesia mandiri di sektor pangan, energi, kelautan, kepariwisataan dan menjadi produsen minyak atsiri terbesar dunia. “Bahkan di sektor energi kita harus kembali lagi berupaya menjadi eksportir. Bayangkan dulu kita bisa produksi minyak dua juta barel per hari namun sekarang tinggal 600 ribu barel,” ujarnya.
Atas kondisi itulah dia kemudian melaporkan paparannya di webinar FE Unimed kepada Menteri Pendidikan sebagai mitra kerja Komisi X. “Beliau sangat mengapresiasi dan menyambut baik apa yang saya paparkan,” ungkapnya. (armin nasution)