Site icon Kaldera.id

Prof Tamrin Guru Besar Komunikasi Islam Pertama di FDK UINSU

Prof Dr Ahmad Tamrin Sikumbang, MA (kanan) berfoto bersama Prof Dr Ziaulhaq (kiri) dan Prof. Dr. Zainul Fuad (tengah) usai penyerahan SK Guru Besar oleh Menteri Agama RI, Kamis (18/1/2024). Prof Ahmad Tamrin adalah Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Islam pertama yang dimiliki UINSU Medan.(HO/kaldera)

Prof Dr Ahmad Tamrin Sikumbang, MA (kanan) berfoto bersama Prof Dr Ziaulhaq (kiri) dan Prof. Dr. Zainul Fuad (tengah) usai penyerahan SK Guru Besar oleh Menteri Agama RI, Kamis (18/1/2024). Prof Ahmad Tamrin adalah Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Islam pertama yang dimiliki UINSU Medan.(HO/kaldera)

MEDAN, kaldera.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan menambah barisan profesor setelah Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menetapkan pengangkatan tiga dosen kampus tersebut dalam jabatan fungsional dosen jenjang Guru Besar (profesor).

Adapun nama-nama profesor baru itu yakni Prof. Dr. Ahmad Tamrin Sikumbang, S.Ag, MA (Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Islam), Prof. Dr. Ziaulhaq, MA (Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf) dan Prof. Dr. Zainul Fuad, MA (Guru Besar Bidang Ilmu Studi Islam).

Dengan penetapan ini, Ahmad Tamrin Sikumbang, tercatat sebagai Guru Besar Komunikasi Islam pertama yang dimiliki Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara. Sebelumnya sudah ada Guru Besar Ilmu Komunikasi (umum) yakni Prof. Dr. Syukur Kholil dan Prof. Dr. Hasan Sazali; Guru Besar Ilmu Dakwah Prof. Dr. Abdullah, M.Si.

Prof Tamrin, merupakan dosen pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara. Dia menuntaskan pendidikan S1 hingga S3 di IAIN/UIN Sumatera Utara.

“Alhamdulillah. Pecapaian ini menjadi berkah dari Allah SWT untuk saya dan keluarga. Terimakasih untuk kedua orang tua saya, Semoga dapat berkontribusi lebih baik lagi untuk UIN Sumatera Utara,” kata profesor kelahiran Perdagangan, Kabupaten Simalungun ini, Jumat (19/1/2024).

Terpisah, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Prof. Dr. Hasan Sazali, MA, mengucapkan selamat atas pencapaian ini. Dia menyampaikan bahwa dengan kehadiran guru besar baru, yakni Prof Ahmad Tamrin, Prof Ziaulhaq dan Prof Zainul Fuad diharapkan dapat mendukung UIN Sumatera Utara mencapai prestasi terbaik dan unggul di bawah kepemimpinan Ibu Rektor Prof. Dr. Nurhayati.

“Secara khusus, pimpinan dan seluruh sivitas akademika FDK UIN Sumatera Utara Medan patut bersyukur kehadiran Prof Ahmad Tamrin sebagai Guru Besar Komunikasi Islam di awal tahun ini. Ini menjadi energi positif dan menjadi bukti bahwa FDK siap memberikan kontribusi lebih besar bagi peningkatan mutu pendidikan,di UIN Sumatera Utara,” ungkap Hasan.

Menurutnya, percapaian gelar Guru Besar bukan sekedar pengakuan atas prestasi individu, tetapi juga dengan potensi keilmuan dan kepakaran yang dimiliki para guru besar, menjadikan lembaga UIN Sumatera Utara dalam upaya transformasi menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.

Sebelumnya, dilansir pendis.kemenag.go.id Kementerian Agama (Kemenag) RI menyerahkan 60 Keputusan Menteri Agama (KMA) guru besar rumpun ilmu agama. KMA ini diserahkan langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Gedung Pusat Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Penyerahan KMA juga dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani, dan Direktur PTKI Ahmad Zainul Hamdi. Dalam sambutannya, Menag Yaqut memberikan ucapan selamat kepada para guru besar atas capaian tertinggi di bidang akademik.
Gusmen -sapaan akrabnya- meminta kepada para guru besar agar mampu memberi tauladan kepada insan akademik.

“Karena tingkah laku, ucapan dan segala perbuatan bapak ibu sekalian akan menjadi benchmark buat yang lain,” jelas Gusmen.

Gusmen juga meminta para guru besar terus produktif dalam menulis karya ilmiah. Menurutnya, guru besar itu adalah produsen yang terus mencetak karya ilmiah, sehingga harus terus produktif dalam menulis.

Hal senada juga disampaikan Dirjen Pendis Ali Ramdhani, ia menegaskan bahwa guru besar sosok yang menjadi rujukan bagi masyarakat. “Guru besar pada saat ini sudah menjadi sosok yang akan menjadi rujukan bagi setiap masyarakat”, ujarnya.

Selain sebagai teladan imbuhnya, juga mengingatkan bahwa para guru besar untuk tidak berada di zona nyaman dan terus berkarya. “Bahwa capaian puncak dari capaian para guru besar berhenti pada ruang zona nyaman agar tetap melakukan langkah-langkah yang produktif,” pungkasnya.(efri surbakti/red)

Exit mobile version