Rahman Tahir (empat dari kiri) didampingi keluarganya berfoto bersama majelis penguji usai menyandang gelar akademik Doktor (Dr), dalam sidang promosi doktor di Aula IMTGT, Biro Rektor USU, Jumat (18/10/2024. Disertasi yang dipertahankannya berjudul “Populisme Agama dalam Pilkada Kota Medan 2020: Kajian Asal Usul, Aktor dan Pola”.(kaldera)
Rahman Tahir (empat dari kiri) didampingi keluarganya berfoto bersama majelis penguji usai menyandang gelar akademik Doktor (Dr), dalam sidang promosi doktor di Aula IMTGT, Biro Rektor USU, Jumat (18/10/2024. Disertasi yang dipertahankannya berjudul “Populisme Agama dalam Pilkada Kota Medan 2020: Kajian Asal Usul, Aktor dan Pola”.(kaldera)

MEDAN, kaldera.id – Populisme agama menjadi kajian yang dieksplorasi Rahman Tahir, dalam disertasinya di Prodi Studi Pembangunan Fisip USU. Tahir, menyebut artikulasi populisme agama adalah strategi opurtunisme politik untuk menyatukan emosional pemilih dalam kontestasi elektoral.

Rahman Tahir sah menyandang gelar akademik Doktor (Dr), dalam sidang promosi doktor di Aula IMTGT, Biro Rektor USU, Jumat (18/10/2024. Disertasi yang dipertahankannya berjudul “Populisme Agama dalam Pilkada Kota Medan 2020: Kajian Asal Usul, Aktor dan Pola”.

Bertindak sebagai pimpinan sidang Wakil Rektor IV USU Prof Opim Salim Sitompul, Dekan Fisip USU Dr. Hatta Ridho, dengan majelis penguji Prof. Subhilhar (Promotor/Ketua Penguji), Heri Kusmanto PhD (co Promotor/Penguji), Prof Muryanto Amin (Co Promotor/Penguji), Warjio, PhD (Penguji), Indra Fauzan, PhD (Penguji) dan Irjen Pol Prof Dadang Hartanto (Ketua STIK Lemdiklat Polri).

“Penelitian ini menunjukkan, bahwa populisme agama digunakan untuk meningkatkan konsolidasi politik dan mobilisasi pemilih melalui aspek religiusitas. Langkah ini memperbesar peluang kemenangan dan meningkatkan partisipasi pemilih,” kata Tahir dalam sidang promosi yang juga dihadiri Akhyar Nasution, Calon Walikota Medan di Pilkada 2020.

Memperkuat Demokrasi

Ditambahkannnya, populisme agama di Pilkada Medan 2020, juga dominan dipengaruhi arus besar strategi populisme agama di panggung politik nasional maupun konstetasi demokrasi sebelumnya, seperti Pilpres 2014, 2019, Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilgubsu 2018.

“Dengan fakta temuan penelitian yang ada, dapat disimpulkan populisme agama dapat menjadi instrumen yang efektif untuk memperkuat demokrasi kerakyatan dalam konteks Pilkada Kota Medan 2020,” bebernya.

Promotor Promovendus, Prof Subhilhar, dalam sambutannya mengatakan, kajian Rahman Tahir sangat menarik untuk terus didalami dan menjadi referensi publik dalam melihat wacana-wacana politik.

“Selamat, Anda hari ini resmi menyandang gelar Doktor. Saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah mendukung saudara menuntaskan studi ini,” ujarnya.

Sementara, Warjio, PhD, mendorong Rahman Tahir untuk terus memperkuat dan berani menegaskan hasil kajian disertasinya bahwa populisme agama, adalah sesuatu yang harus dihormati sebagai strategi dalam konstetasi politik.

Sementara, Irjen Pol Prof Dadang Hartanto, mengapresiasi penelitian ini karena mampu menemukan elaborasi antara media baru dengan local strongman (tokoh agama, tokoh masyarakat) dalam melakukan konsolidasi politik hingga mobilisasi pemilih di Pilkada Medan 2020. “Pola yang ditemukan promovendus sangat menarik bahwa media baru dan local strongman dipakai oleh kontestan pilkada secara bersamaan,” kata Dadang.

Rahman Tahir, merupakan Doktor Studi Pembangunan dengan basis praktis dan keilmuan politik yang kental. Pria wiraswasta ini, aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dan politik. Tahir merupakan alumni SMAN 6 Medan, menyelesaikan pendidikan tingginya mulai dari D3 FMIPA USU, S1 STIE Pelita Bangsa, S2 Ilmu Politik Fisip USU dan S3 Studi Pembangunan USU.(frozi/red)