Dua Tahun Edy-Ijeck: Belum Cukup untuk Sumut Bermartabat

Irham Buana (dua dari kiri) saat turun dalam kampanye Edy - Ijeck pada 2018. (kaldera/dok)
Irham Buana (dua dari kiri) saat turun dalam kampanye Edy - Ijeck pada 2018. (kaldera/dok)

MEDAN, kaldera.id- Sebagai salah satu partai pengusung, Edy Rahmayadi – Musa Rajekshah di Pilgubsu 2018, Partai Golkar menyebut saat ini tidak cukup untuk mewujudkan Sumut Bermartabat sebagaimana cita-cita pasangan yang hari ini 5 September 2020, genap dua tahun berkuasa.

“Dua tahun kan belum cukup untuk memperbaiki itu. Jadi tiga tahun kedepan menjadi sangat penting untuk pembuktian itu, baik pelayanan publik, kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Wakil Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar, Irham Buana kepada kaldera.id, Sabtu (5/9/2020).

Meski begitu, ia menilai dalam dua tahun kepemimpinan Edy-Ijeck ini bisa membawa pengaruh besar bagi Sumut. Salah satunya, kata dia, berjalannya pemerintahan tanpa adanya unsur korupsi.

Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar ini menyebut, pencegahan korupsi ini ditandai dengan upaya-upaya yang dilakukan Edy-Ijeck di seluruh satuaan kerja daerah dalam merencanakan anggaran dengan penyederhanaan.

“Kita melihat komitmen dalam pencegahan korupsi demikian besar, artinya celah korupsi itu kan dimulai dari perencanaan dan penyusunan anggaran,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menilai manajemen yang dibangun oleh Edy-Ijeck ini merupakan manajemen pemerintah yang transformatif, terbuka dan lebih egaliter.

“Selain itu, ada upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki fasilitas publik meskipun belum maksimal. Jadi tiga tahun kedepan sangat penting,” ujar pria kelahiran Deliserdang itu.

Dalam tiga tahun kedepan, Irham berharap Edy-Ijeck bisa fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih menurutnya setelah pandemi Covid-19 ini, yang berdampak kepada sosial ekonomi masyarakat.

“Kita harapkan mulai tahun depan, prioritas adalah peningkatan kesejahteraan mulai dari pembukaan lapangan kerja baru, pembukaan sektor pertanian baru. Terlebih setelah Covid ini,” pungkasnya. (finta rahyuni)