Presiden Jokowi saat membuka Rakornas Kepala Daerah 2023, Selasa (17/1/2023). Jokowi mengingatkan soal kebebasan beragama dan beribadah.(kaldera/setneg)
Presiden Jokowi saat membuka Rakornas Kepala Daerah 2023, Selasa (17/1/2023). Jokowi mengingatkan soal kebebasan beragama dan beribadah.(kaldera/setneg)

 

MEDAN, kaldera.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia agar tidak terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Jokowi mengatakan, 58 persen produk domestik bruto (PDB) atau perputaran uang se-Indonesia berada di Pulau Jawa, padahal Indonesia memiliki setidaknya 17.000 pulau.

“Yang namanya PDB ekonomi, artinya ekonomi perputaran uang, itu 58 persen ada di Pulau Jawa. Terus, 17.000 pulau yang lain dapat apa?” kata Jokowi di acara Istigasah dan Doa Bersama Rabithah Melayu-Banjar, Jumat (17/3/2023), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Tidak hanya ekonomi, Jokowi mengatakan, 56 persen dari 280 juta penduduk Indonesia atau sekitar 150 juta orang juga tinggal di Pulau Jawa.

“Oleh sebab itu perlu ada pemerataan, bukan Jawa-sentris tapi Indonesia-sentris,” kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Menurut Jokowi, banyaknya pembangunan infrastruktur di luar Jawa merupakan upaya pemerintah agar PDB tidak terkonsentrasi di Pulau Jawa dan mewujudkan pemerataan.

Ia mengatakan, pemerataan yang membuat pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara yang sedang dibangun di provinsi Kalimantan Timur.

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, memindahkan ibu kota sesungguhnya adalah gagasan lama sejak era Presiden Sukarno tetapi tak terealisasi.

“Sekarang kita eksekusi dan sudah dimulai, insya Allah mungkin bisa dalam 10 tahun, bisa 15 tahun akan selesai dan ibu kota kita di Nusantara,” kata Jokowi. (kompas)