MEDAN, kaldera.id – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Yunita Sari, MH, mengukuhkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan pelatihan mitigasi bencana di SMA Plus Sedayu Nusantara dan SMA Islam Plus Al Fatih, Kecamatan Medan Marelan.
“Program SPAB merupakan langkah strategis mitigasi bencana di sektor pendidikan yang didukung oleh kebijakan pemerintah melalui Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program SPAB. Ini juga kolaborasi kita untuk pengurangan risiko bencana (PRB),” kata Yunita Sari, Rabu (23/10/2024).
Kegiatan yang diisi juga dengan pelatihan ini, berlangsung pada 23 Oktober 2024 – 24 Oktober 2024, melibatkan 700 siswa, guru, dan berbagai elemen terkait. Tujuannya adalah membangun budaya siaga dan aman bencana di sekolah, serta meningkatkan ketahanan warga sekolah dalam menghadapi potensi bencana.
Pilar-pilar SPAB
Yunita menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam pengurangan risiko bencana. Sebab, penanggulangan bencana adalah urusan bersama. “Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media untuk meminimalisir korban dan risiko bencana. Saat ini ada 12 SPAB di Kota Medan, ke depan akan kami tingkatkan lagi,” ujarnya.
Dia juga menekankan tiga pilar utama SPAB, yakni fasilitas sekolah yang aman bencana, manajemen bencana di sekola hingga pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana (PRB). “Sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana yang dilakukan selama kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan para siswa, guru, dan seluruh warga sekolah dalam menghadapi situasi bencana,” ucap Yunita.
Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan Yayasan Sedayu Nusantara dan Al Fatih Buya H Tasimin, kepala sekolah dan guru dari kedua SMA tersebut. Hadir juga pengurus PMI Kota Medan, pejabat struktural dan fungsional BPBD Kota Medan, serta Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Medan.
Penyebarluasan KIE Kebencanaan
Ketua Tim Kerja Lingkup Kesiapsiagaan BPBD Medan, Muhammad Yamin Daulay, SE, mengatakan, dua sekolah ini dipilih setelah dilakukan survei dan kesiapan dari pengelola sekolah. Menurut Yamin, Medan Marelan merupakan kawasan rawan bencana banjir. Sehingga diperlukan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kebencanaan.
“Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan SPAB dapat menjadi program yang terus berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan tangguh menghadapi berbagai risiko bencana di masa depan,” ujar Yamin.(reza sahab)