Ads

Karya Tulis Ilmiah Hadis jadi Cabang Lomba Baru STQH Sumut 2025

redaksi
12 Jun 2025 21:20
3 menit membaca

DELISERDANG, kaldera.id – Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2025 menghadirkan terobosan baru. Untuk pertama kalinya, cabang perlombaan Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) resmi dipertandingkan, memperkaya ragam kegiatan yang selama ini didominasi oleh seni tilawah dan hafalan.

Perlombaan yang berlangsung di Wisma Atlet, kompleks Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Sumut, Jalan Pancing, Deliserdang, itu menjadi sorotan sejak hari pertama pelaksanaan STQH, Rabu (11/6/2025). Ketua Cabang Perlombaan KTIH, Mustafa Kamal Rokan, menjelaskan bahwa cabang ini bertujuan menggali nilai-nilai universal dalam hadis Nabi Muhammad SAW, dan mengaitkannya dengan tantangan zaman.

“Selama ini karya tulis ilmiah hanya difokuskan pada Alquran. Tahun ini, untuk pertama kalinya kita selenggarakan cabang Karya Tulis Ilmiah Hadis. Ini langkah maju dalam mengembangkan pemikiran keislaman yang kontekstual,” ujar Mustafa Kamal kepada wartawan di lokasi lomba, Kamis (12/6/2025).

Guru Besar UIN Sumatera Utara ini menyebutkan, tema yang diangkat dalam perlombaan tahun ini adalah ketahanan pangan. Menurut Mustafa, tema tersebut dipilih karena relevan dengan tantangan global saat ini, dan sekaligus menjadi ruang refleksi terhadap praktik Rasulullah SAW dalam menjaga keberlanjutan pangan umat.

“Para peserta diajak menelusuri bagaimana Rasulullah mengelola sumber daya, menumbuhkan kemandirian pangan umat, serta membangun sistem distribusi yang adil. Ini adalah cara kita menegaskan bahwa ajaran Islam itu sangat aplikatif dan visioner,” katanya.

Perlombaan KTIH dilaksanakan dalam tiga tahap, dimulai dari penyisihan, kemudian semifinal, dan berakhir di tahap final berupa munaqasyah atau wawancara mendalam terhadap karya tulis. Tahap akhir ini menjadi ajang penentu peserta terbaik yang akan mewakili Sumatera Utara ke ajang STQH tingkat nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Kami ingin memastikan bahwa pemenangnya bukan hanya kuat dalam tulisan, tetapi juga matang secara pemikiran. Lewat wawancara, kita uji apakah mereka benar-benar memahami dan menghidupi ide yang ditulis,” tutur Mustafa.

Sistem penilaian dalam cabang KTIH mengacu pada tiga aspek utama: pertama, bobot materi yang mencakup kebaruan ide dan kekayaan referensi; kedua, logika berpikir yang menyangkut alur dan sistematika penulisan; dan ketiga, aspek bahasa yang meliputi ketepatan penggunaan tata bahasa, tanda baca, hingga pilihan diksi.

“Masing-masing aspek saling melengkapi. Kami ingin menghasilkan karya yang tidak hanya kaya isi, tapi juga rapi secara akademik dan komunikatif dalam penyampaiannya,” tambah Mustafa.

Pelaksanaan lomba KTIH berlangsung intens selama sembilan jam. Peserta diberi kebebasan untuk mengatur waktu menulis, beribadah, makan, hingga ke toilet. “Kami ingin menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kenyamanan peserta,” ujarnya.

Tercatat sebanyak 33 peserta ikut berpartisipasi dalam cabang ini, terdiri dari 16 perempuan dan 17 laki-laki yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara. Mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam menyampaikan pemikiran keislaman yang bernas dan aktual.

STQH Tingkat Provinsi Sumut tahun 2025 sendiri digelar pada 11–16 Juni 2025 di Gedung Astaka dan Kantor Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Sumut, dan menjadi momentum strategis dalam membangun generasi Qurani yang tidak hanya fasih melafazkan, tetapi juga cerdas mengelaborasi dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata.(efri s/red)