Ads

Kahiyang Ayu Ajak 500 Anak Marginal Nobar dan Wisata Edukatif

redaksi
23 Jul 2025 11:25
Medan News 0 5
2 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara, Kahiyang Ayu, mengajak 500 anak dari kelompok marginal untuk menikmati kegiatan nonton bareng (nobar) film “Jumbo” di bioskop Focal Point, Medan, Selasa (22/7/2025).

Keceriaan terpancar dari wajah anak-anak saat menyaksikan film di layar lebar. Nobar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Anak yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, bekerja sama dengan berbagai instansi lintas sektor.

Selain menonton film, anak-anak juga diajak mengikuti kegiatan tour city ke beberapa tempat ikonik dan edukatif di Kota Medan, seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Istana Maimun, dan pabrik PT Indofood. Tujuannya bukan hanya untuk rekreasi, melainkan juga memberikan pengalaman belajar langsung yang menyenangkan.

Dalam suasana akrab, Kahiyang sempat menyapa langsung anak-anak dan menanyakan apakah mereka senang mengikuti kegiatan ini. “Senang nggak?” tanyanya, yang langsung dijawab serempak dengan teriakan “Senang!” oleh para peserta.

Kegiatan semakin meriah ketika Kahiyang mengajak anak-anak mengikuti kuis berhadiah. Ia membagikan tujuh unit sepeda kepada pemenang, namun tetap mengingatkan anak-anak lain untuk tidak iri. “Siapapun yang dapat, nggak boleh cemburu ya,” ujarnya dengan senyum hangat.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Sumut, Dwi Endah Purwanti, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar wisata, melainkan bentuk kepedulian nyata terhadap anak-anak dari kelompok rentan.

“Pemilihan lokasi bukan semata untuk rekreasi, tetapi juga memberi nilai edukasi bagi anak-anak. Target kita adalah anak-anak marginal, dan inilah wujud perhatian Pemprov Sumut terhadap mereka,” jelas Dwi.

Ia menambahkan, Pemprov Sumut berkomitmen untuk terus mendorong perlindungan dan pemenuhan hak anak melalui kegiatan partisipatif yang melibatkan banyak pihak.

“Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari instansi pemerintah, swasta, hingga lembaga pemerhati anak. Kolaborasi ini membuktikan bahwa menciptakan ruang tumbuh yang aman dan inklusif bagi anak adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya. (Reza)