Bangun Medan Utara, Rico Waas Libatkan Akademisi Atasi Masalah Kompleks

redaksi
28 Agu 2025 12:09
Medan News 0 5
2 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Pemerintah Kota Medan menegaskan komitmennya untuk menata dan membangun kawasan Medan Utara. Namun, kompleksitas persoalan di wilayah tersebut membuat pembangunan berjalan lambat. Untuk itu, Pemko Medan menggandeng akademisi Universitas Sumatera Utara (USU) guna memberikan masukan dalam perencanaan wilayah.

Hal ini disampaikan Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, dalam pertemuan bersama Sekretaris Prodi S2 Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan USU, Prof Dr Ir Charloq Rosa Nababan, beserta tim, di Rumah Dinas Wali Kota Medan, Selasa (26/8/2025).

Menurut Rico Waas, Medan Utara memiliki peran vital sebagai pintu masuk ekonomi, terutama melalui kawasan pelabuhan. Namun, kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik.

“Saat ini kita melihat bagian utara, terutama Kecamatan Belawan, menghadapi situasi yang membutuhkan perhatian super khusus. Permasalahan di sana sangat kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa,” tegas Rico.

Ia merinci, persoalan Medan Utara mencakup aspek keamanan, ketersediaan lapangan kerja, kemiskinan, pendidikan, hingga penyalahgunaan narkoba. Selain itu, masalah alam seperti banjir rob juga menjadi tantangan besar.

“Ini rantai masalah yang kompleks. Dibutuhkan masukan dan perencanaan penataan yang matang agar pembangunan bisa tepat sasaran,” ujarnya.

Rico optimistis kawasan Medan Utara bisa berkembang pesat mengingat lokasinya yang strategis. Namun, menurutnya pembangunan harus dimulai dari masyarakat.

“Yang terpenting adalah membangun SDM terlebih dahulu sebelum infrastruktur. Dengan begitu, indeks pembangunan manusia bisa meningkat,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof Charloq Rosa Nababan menjelaskan Tim Inisiatif Penataan Medan Utara telah menyiapkan Proof of Concept (PoC). Program tersebut mencakup penataan sempadan sungai dan jalur hijau, pemetaan kerentanan banjir, roadmap penanganan banjir berjangka, smart heritage industri, serta eco tourism berbasis sungai. Semua itu terintegrasi dalam sistem Medan Satu Data untuk pengelolaan informasi banjir, drainase, dan kualitas air.

“Seluruh PoC berpangkal pada revitalisasi sungai dan tata ruang hijau. Ini menjadi kunci mengatasi banjir, memulihkan lingkungan, sekaligus membuka ruang ekonomi baru. Program ini bukan wacana, tapi dukungan nyata bagi visi Medan Bertuah,” jelas Charloq.  (Reza)