OJK Sumut Terima Ratusan Aduan Pinjol dan Investasi Bodong Sepanjang Tahun 2025

redaksi
22 Nov 2025 09:48
Medan News 0 1
2 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara (Sumut), Khoirul Mutaqien mengungkapkan, ada ratusan pengaduan yang masuk kepada mereka terkait pinjaman online (pinjol) dan investasi ilegal alias bodong di Sumut sepanjang 2025 ini.

Laporan ini diharapkan bisa menjadi pelajaran dan perhatian bagi masyarakat dalam berinvestasi
Hal ini disampaikan Khoirul di acara Main Story: Medan Sharia Investor City di Hotel JW Marriot Medan, Jumat (21/11/2025).

“Kami sampaikan agar menjadi perhatian ke depan. Secara nasional dari Januari hingga 15 Oktober 2025 ada 15.110 pengaduan terkait pinjol. Untuk di Sumut sendiri ada 573 pengaduan,” ujarnya.

Selain pinjol, pengaduan investasi bodong juga didapatkan OJK Sumut. Tercatat lebih dari setatus aduan masuk sepanjang tahun ini.

“Kemudian pengaduan investasi ilegal di periode yang sama secara nasional ada 3.786 pengaduan, sementara di Sumut ada 176 pengaduan sepanjang tahun ini,” ucap Khoirul.

Ia pun mengingatkan masyarakat agar selalu mencari tahu kelegalan sebuah produk maupun jasa investasi agar tidak salah langkah.

“Ini kami sampaikan agar menjadi perhatian bagi kita bersama, khususnya jika ingin investasi. Kalau ada yang menawarkan, perhatikan 2L yaitu legal dan logis. Cek legal atau tidak, cek logis atau tidak yang ditawarkan,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Sumut Bobby Nasution mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk terlibat menjadi investor pasar modal. Ia meminta OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan literasi agar ASN memahami investasi yang aman dan produktif.

“Saya minta dalam kesempatan ini, kalau boleh para ASN kami bisa diajari atau diberi literasi tentang pasar modal. Sehingga bisa membuka peluang ASN juga bisa terlibat atau menjadi bagian investor pasar modal di Sumut,” tuturnya di acara tersebut.

Menurutnya pemahaman pasar modal akan membantu ASN meningkatkan kondisi ekonomi sekaligus mencegah tindakan negatif seperti judi online dan korupsi.

“Yang main pasar modal ini tadi saya lihat ada yang dari Ojol, pedagang dan ASN. Daripada main Judol, bagus belajar pasar modal,” katanya. (Reza)