Sosialisasi di STIK-P Medan, Sofyan Tan Ingatkan Peran AI Bagi Belajar Mahasiswa

redaksi
13 Des 2025 13:51
Medan News 0 1
2 menit membaca

 

MEDAN, kaldera.id – Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan menggelar sosialisasi tentang pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk pembelajaran di level Perguruan Tinggi.

Sosialisasi digelar di Aula Hj Ani Idrus, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ‘Pembangunan’ (STIK-P) Medan, Jumat (12/12).

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI), Ketua STIK-P Medan Dr. H. Sakhyan Asmara MSP, Pembantu Ketua II Putri Bakri M.IKom, Pembantu Ketua III Dr Hj Ramdeswati Pohan MSP, dosen, dan mahasiswa.

Dalam paparannya, Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu mengungkapkan bahwa hari ini Indonesia sudah memasuki era digital terlebih terciptanya AI. Sebuah program aplikasi yang mampu menjadi ‘asisten pribadi’.

“Sebenarnya kemajuan teknologi itu harus juga diimbangi dengan menjaga hati kita. Tata krama itu bisa jadi benteng kemajuan teknologi ini,” katanya.

Menurutnya, masuknya kemajuan AI, tentunya ini harus menjadi salah satu kekuatan para mahasiswa untuk menambah ilmu dari AI.

“Tetapi di lain pihak kita juga harus mampu mengaplikasikan apa yang kita dapat atau ilmu itu untuk mengubah kesejahteraan masyarakat kita,” terangnya.

Karena itu, menurut Anggota DPR RI yang kerap membantu dunia pendidikan ini, penggunaan AI harus hati-hati dalam implementasinya. Karena menurutnya, ilmu yang didapat tidak diiringi dengan kepekaan hati, maka akan percuma.

“Apalgi, orang luar menilai orang Indonesia sangat ramah, peduli, sosialnya tinggi. Inikan satu pembelajaran yang turun temurun dari kita. Jadi AI bisa menampilkan semuanya, sekarang pendidikan harus mengajarkan norma-norma. Mengajarkan kebijaksanaan dan empati,” katanya.

Dalam kegiatan itu, Ketua STIK-P Medan, Dr Sakhyan Asmara, mengatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan AI itu sangatlah penting, khususnya bagi mahasiswa mahasiswa STIK-P Medan.

“Tetapi, kita tidak harus langsung percaya dengan AI. Kita tetap harus juga melakukan pengecekan kebenarannya. Jadi pengguna AI harus paham itu juga,” katanya.

Mantan Sesmenpora RI itu juga mengingatkan agar para pengguna tidak menyalahgunakan teknologi AI untuk melakukan tindak kejahatan.

“Jangan sampai mahasiswa juga malas belajar karena ada AI. Meskipun AI merupakan alat yang bisa memberikan informasi, tapi kita tidak bisa tergantung. Kita juga harus meningkatkan kecerdasaan kita dengan membaca. Yang penting adalah kita harus bijak menggunakannya,” pungkasnya. (efri/red)