22 Warga Sipil Tewas oleh Tembakan Tentara Israel

redaksi
27 Jan 2025 15:07
2 menit membaca

MEDAN, kaldera.id – Sebanyak 22 warga sipil tewas dan 124 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel saat mereka berusaha kembali ke wilayah Lebanon selatan pada Minggu (26/1), menurut keterangan Kementerian Kesehatan Lebanon.

Kantor berita pemerintah NNA sebelumnya melaporkan bahwa total 15 orang tewas, dengan rincian tiga orang di kota Aitaroun, tiga di Hula, empat di Markaba, dan dua di Mays al-Jabal. Satu korban tewas dilaporkan masing-masing di al-Adisa, Kfarkila, dan Dahiras.

Media setempat mengungkapkan bahwa warga sipil ditembaki saat berusaha kembali ke rumah mereka. Namun, tentara Israel berdalih bahwa tembakan tersebut ditujukan untuk mencegah ancaman di beberapa wilayah Lebanon selatan.

Dalam pernyataan militer, pihak Israel mengungkapkan bahwa beberapa tersangka telah ditangkap untuk diinterogasi. Mereka menegaskan bahwa pasukan Israel tetap dikerahkan di Lebanon selatan dan beroperasi sesuai dengan pemahaman yang ada antara Israel dan Lebanon.

Peningkatan ketegangan ini terjadi setelah batas waktu 60 hari untuk penarikan tentara Israel dari Lebanon selatan berakhir pada hari yang sama. Tentara Lebanon mengimbau warganya untuk menahan diri dan mengikuti arahan militer demi keselamatan.

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, meminta penduduk Lebanon selatan untuk tetap tenang dan percaya pada tentara mereka. “Kedaulatan Lebanon dan integritas teritorial tidak dapat dinegosiasikan,” tegasnya.

Perdana Menteri Nawaf Salam dan Penjabat Perdana Menteri Najib Mikati juga menyerukan kepada negara-negara yang mensponsori perjanjian gencatan senjata untuk mendesak Israel agar menarik diri dari wilayah tersebut. Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, mengutuk pembunuhan warga sipil dan menyerukan tindakan segera dari komunitas internasional.

Gencatan senjata yang rapuh telah diberlakukan antara Israel dan Lebanon sejak 27 November, setelah serangkaian baku tembak antara Israel dan Hizbullah yang dimulai pada 8 Oktober 2023 dan meningkat menjadi konflik skala penuh pada 23 September 2024. Sesuai dengan persyaratan gencatan senjata, Israel diharuskan menarik pasukannya secara bertahap, sementara tentara Lebanon akan dikerahkan di wilayah selatan dalam waktu 60 hari. (ef/antara)