MEDAN, kaldera.id – Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumatera Utara, Bambang Priono memberikan kesan selama memegang jabatan di Sumut. Dia mengaku bangga pernah memimpin barisan mulia di tanah kelahirannya.
“Saya bangga pernah memimpin barisan mulia ini. Jika saya belum bisa menjadi Bapak yang cukup baik, saya minta maaf kepada seluruh yang ada di ruangan ini. Sampaikan juga permohonan maaf saya kepada seluruh saudara yang ada di kantor masing-masing dan keluarga yang ada di rumah,” kata Bambang saat pelantikan pejabat struktural di BPN Sumut, Jalan Brigjend Katamso, Jumat (10/1/2020).
Bambang memberikan isyarat dirinya akan segera pindah ke tempat tugas yang baru. Begitu pun, dia akan tetap mengawal Sumut. “Saya jauh di seberang lautan sana, akan membantu kalian. Percayalah. Karena saya punya ikatan emosional di Sumut. Saya dilahirkan sampai SMP dibesarkan di Sumut. Jadi, kalau ada orang lain yang merusak Sumut, saya tidak akan tinggal diam,” katanya.
Pada tahun pertama menjabat di Sumut, Bambang mengakui kinerja instansinya menorehkan hasil yang kurang memuaskan alias suram. Akibatnya, tidak satu pun target yang tercapai. Dari pengalaman pahit itu, pihaknya mengambil pelajaran dan pada akhir 2018 mereka memetik buah yang hasilnya Kanwil BPN Sumut tidak pernah keluar dari lima besar nasional.
“Tujuan saya datang ke sini 3 tahun 3 bulan lalu, kita bersama-sama ingin memulihkan pertanahan di Sumatera Utara. Dan saat waktunya tiba, saya akan meninggalkan Sumut,” ujarnya.
Kepada para pejabat struktural yang baru dilantik, Bambang mengharapkan mereka menjadi abdi negara yang ikhlas. Dari sini, ia tidak memungkiri lontaran caci-maki, hinaan dan tuduhan miring tentu akan datang. “Orang-orang yang seperti itu merupakan bagian dari orang yang tidak sukses. Orang yang sukses adalah orang yang menginvestasikan hartanya untuk akhirat nanti,” ujarnya.
Secara pengalaman pribadi, Bambang membeberkan bahwa ia pernah mendapat fitnah, sehingga menjadi incaran oleh para aparat penegak hukum selama berada di Sumut. Biarlah itu menjadi pengalaman dan semoga yang memfitnah diampunkan Tuhan YME.
“Saya bangun BPN Sumut ini untuk habluminannas (hubungan dengan manusia). Masjidnya sudah berdiri untuk habluminallah (hubungan dengan Allah SWT). Saya sudah punya rencana tanah 5 hektare untuk kuburan, itu pun belum tercapai. Begitu juga untuk mobil ambulans. Saya punya cita-cita, tapi Allah SWT yang berkehendak,” pungkasnya.(f rozi)