Salah satu spot terbaik Danau Toba, Parapat
Salah satu spot terbaik Danau Toba, Parapat

MEDAN, kaldera.id – Rencana pembangunan desa wisata di 10 kluster kawasan Danau Toba bagian selatan dinilai sebagai semangat baru. Hanya saja pembangunan fisik tersebut harus diikuti dengan perbaikan mental, pola pikir dan penyiapan SDM yang andal.

Pembangunan fisik tidak akan bermanfaat apabila tidak dikelola dengan baik dan SDM yang mumpuni. “Pemerintahan harus merangkul masyarakat setempat sebagai SDM yang handal dalam mensukseskan program tersebut,” ungkap Pelaku Wisata sekitar Danau Toba, Wiki Pravda kepada kaldera.id, Kamis (16/7/2020).

Wiki menjelaskan, pemerintah pusat melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus menjadikan sebuah destinasi wisata yang berkelanjutan dan menjadi sumber perekonomian masyarakat lokal. “Tanpa dukungan atau tanpa melibatkan masyarakat setempat program tersebut tidak akan berjalan. Banyak SDM handal dan mumpuni didapat di kawasan itu. Tinggal memberikan pelatihan dan kesempatan,” ucapnya.

Menurutnya, kawasan Danau Toba memiliki dinamika tersendiri terhadap pengelolaan SDM nya. Dimana, pada dasarnyanmemiliki potensi insan kreatif cukup memadai untuk diajak bekerjasama. “Kami berharap pemerintah dapat menghadirkan formula yang tepat untuk menjawab permasalahan di luar aksebilitas dan aminitas terkait desa wisata ini. Sebab, atraksi, budaya dan lainnya sudah ada sejak lama ada. Tinggal pengemasan saja,” katanya.

Dia menambahkan, program yang sustainable terhadap pembangunan SDM dan tahapan menjadi sebuah desa wisata yang memiliki standarisasi dan konsisten akan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat desa wisata di kawasan Danau Toba. “Kegagalan masa lalu yang hanya mengandalkan aminitas dalam membangun sebuah desa wisata jangan sampai terulang lagi dalam membangun 10 desa wisata kali ini,” tambahnya.(reza sahab)