Wartawan media cetak, online dan elektronik yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan (FJM) kembali menggelar unjuk rasa mengecam sikap arogansi pengamanan Walikota Medan Bobby Nasution, Senin (19/4/2021).
Wartawan media cetak, online dan elektronik yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan (FJM) kembali menggelar unjuk rasa mengecam sikap arogansi pengamanan Walikota Medan Bobby Nasution, Senin (19/4/2021).

MEDAN, kaldera.id- Wartawan media cetak, online dan elektronik yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan (FJM) kembali menggelar unjuk rasa mengecam sikap arogansi pengamanan Walikota Medan Bobby Nasution, Senin (19/4/2021). Aksi ini merupakan aksi yang ketiga kalinya yang dilakukan oleh FJM.

Namun ada yang berbeda dalam aksi kali ini, jika sebelumnya digelar aksi dengan orasi di depan kantor Walikota itu. Kali ini aksi digelar dengan aksi diam tanpa orasi.

Wartawan juga membawa sejumlah poster bertuliskan kecaman atas pelarangan undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers. Selain itu, wartawan yang aksi juga menggunakan masker yang diberi lakban dengan bentuk silang sebagai bentuk aksi diam.

Koordinator aksi, Daniel Pekuweli mengatakan aksi ini akan terus berlanjut jika Bobby Nasution tidak juga memberikan permintaan maaf kepada para wartawan.

“Kita menutup mulut menggunakan lakban. Itu sebagai pesan, bahwa kebebasan pers di Kota Medan telah tercoreng. Beberapa waktu yang lalu, ada satu bentuk pembungkaman,” kata Daniel.

Daniel menyampiakan, tuntutan mereka adalah agar pemimpin di Kota Medan dapat memberikan kepastian bahwa UU pers harus dihormati oleh setiap orang. Dengan begitu, lanjutnya, maka arus informasi yang menjadin kebutuhan masyarakat dapat berlangsung dengan sehat.

“Itu yang menjadi tuntutan kami. Pak Wali Kota Medan, Bobby Nasution menyampaikan permohonan maaf dan memastikan adanya perubahan sistem pengamanan di kantornya agar lebih fleksibel kepada insan pers,” pungkasnya. (finta rahyuni)