MEDAN, kaldera.id – Kawasan Sukaramai, Medan, di malam hari tetap ramai dengan aktivitas dan transaksi perdagangan. Dagangan para Pedagang Kaki Lima (PKL) di sana cukup variatif mulai baju, tas, sepatu hingga parfum.
Mereka rela berjualan di emperan toko hingga badan jalan mulai pukul 19.00 WIB hingga dinihari. Di sepanjang deretan trotoar Jalan AR Hakim atau lebih sering dikenal Pasar Sukaramai, dipenuhi dengan lapak jualan PKL pada malam hari yang didominasi oleh pedagang yang menjual barang-barang bekas atau sering disebut barang monza.
Dan untuk harga sewa dari lapak tersebut bermacam-macam tergantung luas atau kecilnya tempat yang akan ditempati.
“Untuk sewanya sebulan Rp2 juta ke pemilik ruko bang,” kata Jan Putra, saat ditemui Kamis (23/1/2020) malam.
Kebanyakan PKL di Sukaramai tersebut, lebih memilih berjualan di deretan trotoar bahkan ada juga yang berjualan dibahu jalan ketimbang didepan ruko atau didalam ruko. Alasannya biar pembeli lebih langsung tertarik melihat barang mereka sambil jalan. Walau kendalanya ketika hujan mereka harus rela barang mereka basah.
“Masalahnya kalau hujan kita langsung tutup. Tapi enaknya jualan dipinggir jalan ini, kalau orang lewat, langsung lihat barang kita. Dan kalau kita jualan di ruko atau depan ruko, suka ketutupan sama pedagang yang lain. Kalau harga sewanya tergantung besar lapaknya saja, kalau bapak nyewanya sebulan Rp500 ribu ke oknum ormas,” ujar Yamin penjual sepatu monza.
PKL di Pasar Sukaramai, selain menjual barang-barang bekas atau monza ada juga PKL yang menjual barang-barang baru murah kualitas standar. Salah satunya sepatu Pantofel baik itu dari bahan kulit ataupun bahan sintetis.
“Rata-rata pedagang yang menjual sepatu pantofel bahan sintetis ini harganya Rp70 ribu saja bang. Kalau dari kualitasnya lumayan lah, tapi kalau mau tahan lama bagusan bahannya bahan kulit. Untuk modalnya sepasang sepatu bahan sintetis itu Rp48 ribu, kalau bahan kulit Rp250 ribu dan bisa dijual Rp300 ribu” ujar Robi pedagang sepatu Pantofel. (imran effendi/pkl/frz)