MEDAN, Kaldera.id – Pemerintah menargetkan pembangunan jalur kereta api (KA) Trans Sumatera Besitang – Sei Liput akan selesai Desember 2020. Stasiun KA Besitang, sendiri pernah aktif sebelum ditutup pada 2008. Bagaimana sejarah stasiun yang disingkat BSG ini?
Penelusuran Kaldera.id, menyebutkan stasiun ini resmi dibuka pada Desember 1919, menghubungkan Kota Medan – Binjai – Besitang. Artinya, jalur ini sudah berusia 100 tahun. Dikutip dari sumaterarailways.blogspot.com, Stasiun Besitang merupakan stasiun kelas II yang berada di Desa Bukit Kubu Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat. Stasiun ini dibangun oleh maskapai Atjeh Tram. Stasiun ini resmi dibuka pada 29 Desember 1919.
Stasiun ini cukup unik, karena bangunannya diapit dua lebar spur yaitu, 750 mm dan 1.067 mm. Dari barat, jalur rel Aceh memiliki lebar 750 milimeter yang pada awalnya dibuat untuk mobilisasi pasukan Hindia Belanda melawan para pejuang Aceh. Dari timur atau Medan, lebar rel 1.067 milimeter untuk pengangkutan hasil perkebunan di Aceh dan Langkat menuju Medan. Kemudian menyatu pada rel yang menuju Pangkalan Susu.
Hal ini terjadi karena stasiun ini menjadi tempat pertemuan jaringan rel milik ASM (Atjeh Staatspoor en tramwegen Maatschappij) dan DSM (Deli Spoorweg Maatschappij).
Di stasiun inilah terdapat pertemuan jalur dari Aceh dan jalur Pangkalan Susu milik ASM dan jalur dari Pangkalan Brandan milik DSM atau disebut break of gauge. Kelak di stasiun inilah akan menjadi saksi pertemuan dua rel 1.435 mm milik Divre 1 Aceh dan rel 1.067 mm milik Divre 1 Sumut apabila rel Trans Sumatera benar-benar terwujud. Bekas rel 750 mm dari arah aceh kini tertutupi ilalang diantara pepohonan.
Jalur Unik dengan Tiga Rel
Dari Besitang, terdapat cabang ke Pangkalan Susu sepanjang 9,5 kilometer (km). Ini jalur unik karena memiliki tiga rel untuk dilintasi kereta api dengan lebar 750 milimeter yang berasal dari Aceh dan lebar kereta api 1.067 milimeter dari Medan.
Hal unik lainnya ialah apabila ada lokomotif menarik rangkaian gerbong dari Medan menuju Besitang, maka saat di percabangan Pangkalan Brandan lokomotif berjalan mundur sepanjang 14,4 km menuju Stasiun Besitang. Ini disebabkan jalur rel dari arah Medan dan jalur rel dari arah Besitang bertemu dengan posisi rel sama-sama mengarah ke Stasiun Pangkalan Brandan.
Sejak tahun 2008, jalur kereta api Besitang–Medan dinyatakan tidak beroperasi karena prasarana yang tua. Dahulu stasiun ini juga sebagai tempat transit kereta ekspres dari Aceh kemudian berganti kereta menuju Medan. Begitu pula dengan lalulintas kereta barang yang menjadikan stasiun ini tempat pemindahan barang ke kereta menuju Medan.
(zulfithri/pkl/frz)