MEDAN, kaldera.id – Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting. Dengan kata lain sebesar 37,2% balita di Indonesia diindikasi stunting.
Di Kota Medan, salah satu wilayah yang balitanya terindikasi stunting, Kelurahan Tegal Sari III Kecamatan Medan Area.
Masuknya wilayah tersebut telah ditemukan kasus stunting. Selain itu, banyak sudah dilaksanakan kegiatan OPD terkait seperti pembinaan kawasan kumuh, kampung KB, dan program pembinaan lainnya.
Bahkan, Kelurahan Tegal Sari III sebagai lokus stunting dan kunjungan Ketua TP. PKK Pusat Tri Suswati Tito Karnavian pada minggu kedua Maret mendatang.
Plt Ketua TP PKK Kota Medan, Nurul Khairani Akhyar mengungkapkan, persoalan ini tidak hanya tanggungjawab satu OPD saja. Sebab, indikator stunting akibat banyak aspek, diantaranya, pola asuh anak, kurang gizi, sanitasi yang buruk dan lain sebagainya.
Tentunya harus banyak OPD terkait yang terlibat untuk melakukan pembinaan dalam rangka menurunkan angka stunting.
Stunting Menjadi Pandangan di Kota Medan
“Kondisi stunting harus kita lawan secara bersama. Tentunya ini harus menjadi bagian dari pekerjaan rumah kita. Menurunkan angka stunting bukan hal yang tidak mungkin jika kita bekerja sesuai dengan porsi dan tupoksinya masing-masing.
Dengan adanya kunjungan ini saya berharap kita semua semakin bersemangat untuk menurunkan angka stunting di wilayah ini,” kata Nurul saat memimpin rapat persiapan kunjungan Ketua Umum TP PKK di Kantor Camat Medan Area, Rabu (19/2/2020).
Nurul berharap selain OPD yang terkait dengan penanganan stunting yang telah melakukan pembinaan dan mengedukasi masyarakat, OPD teknis lainnya turut memberikan bantuannya.
“Tidak hanya dalam upaya penurunan angka stunting, kita juga harus bersiap menerima Ketua TP PKK Pusat beserta rombongan guna melihat kondisi stunting yang ada di kelurahan ini. Kita tunjukkan apa yang telah kita lakukan untuk usaha mengurangi stunting tersebut,” ujarnya.
Usai rapat, Nurul meninjau rumah yang terdapat anak stunting. Terdapat 5 rumah yang dikunjungi Nurul dan diberikan penyuluhan agar mau datang ke posyandu untuk memantau perkembangan anak per bulannya.
“Ibu harus rajin membawa anak ke posyandu untuk melihat perkembangan secara detail. Jika perkembangannya tidak normal tentu langsung dapat terdeteksi dan diberikan penanganan secara lebih khusus lagi. Sehingga anak-anak kita terhindar dari kondisi stunting,” ucap Nurul kepada salah seorang ibu yang anaknya mengalami kondisi stunting.(reza sahab)