MEDAN, kaldera.id – Tagline #yokbikincantikmedan terus sampaikan Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution dalam dalam setiap pertemuan dengan warganya. Meskipun kerap diujarkan, masih banyak orang yang tidak paham apa sebenarnya tujuan tagline tersebut dan seperti apa konsepnya.
Menurut Akhyar, tagline tersebut merupakan ide atau kata yang disampaikan komunitas anak muda yang tergabung dalam Medan Kreatif Projek.
Komunitas itu menyampaikan konsepnya kepada Akhyar saat bincang -bincang dalam sebuah kesempatan.
Mengingat hal ini berkaitan dengan kebersihan dan ide disampaikan cukup bagus, maka langsung dihubungkannya dengan Kadis Kebersihan dan Pertamana Kota Medan, Muhammad Husni.
“Jargon ini kata -kata dari kaum milenial atas pengalaman -pengalaman yang saya sampaikan ketika diskusi dengan mereka. Makanya tahap awalnya, kata -kata itu dicetak dibaju sama Husni,” ungkap Akhyar membuka perbincangan di ruang kerjanya akhir pekan lalu.
Jargon ini muncul ketika dirinya menyampaikan beberapa pengalaman ketika meninjau beberapa lokasi. Salah satunya, ketika meninjau di kawasan Kampung Anggrung, Medan.
Dia melihat pasangan suami istri dari etnis tionghoa menata satu lokasi yang dulunya jorok. Keduanya membenahi lokasi itu sendiri dengan biaya sendiri. Hasilnya, kawasan yang tadinya jorok menjadi kampung selfie.
Begitu juga di kawasan Mandala, tepatnya Gang Berkat. Kawasan itu merupakan program Kotaku. Dimana kawasan itu, terlihat ada gambarnya bersama Dinosaurus. Sebab, ada bagian beberapa tembok dimuralkan.
“Jadi, dari pengalaman ini saya sadar. Kalau dibuat jorok makin jorok. Kalau cantik makin cantik. Jargon ini untuk mengajak masyarakat untuk hidup bersih dan Medan cantik. Dengan jargon ini masyarakat punya kemauan bersama menjadikan Medan cantik,” ungkapnya.
Dengan adanya beberapa lokasi yang melakukan, masyarakat lainnya juga ikut bergerak. Ini terbukti sudah terlihat ada perubahan meskipun belum 100%. Bahkan, hal ini diikuti PKK Kota Medan dengan memanfaatkan taman -taman kota yang dulunya tidak terbenahi kini termanfaatkan dan terlihat cantik.
“Untuk 100% belum, tapi sudah ada perubahan. Kalau tidak dimulai, tidak mau ada yang melakuka.Inilah terus dilakukan,” katanya.
Dengan adanya yang memulai, kini warga Medan terus berlomba -lomba membuat cantik lingkungannya. Para lurah terus menggerakkan warga membuat cantik lingkungannya. Salah satunya, membuat mural.
Imbas lainnya, anak -anak muda yang memiliki hobi menggambar, desain, dan lainnya selama ini tidak punya tempat menjadi tersalurkan.
Lebih baiknya lagi, dana untuk mempercantik lingkungan tersebut tidak ada bersumber dari APBD Kota Medan. Semua diambil dari partisipasi masyarakat. Seperti di Medan Polonia terkumpul sampai Rp75 juta. Begitu juga di Kelurahan Timbang Deli bagi -bagi tong sampah dari partisipasi masyarakat. Pemko Medan hanyan menyiapkan tempat pembuangan sampah sementara. Tahun ini ada lahan yang dibebaskan seluas 1.500 meter di kawasan Padang Bulan.
“Ini juga salah satu cara warga tidak buang sampah sembarangan. Mereka tidak mau lingkungannya yang sudah cantik di jorokin lagi. Bagusnya lagi, para pemakai narkoba pergi dari lingkungan itu,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Akhyar mengungkapkan jargon ini untuk menjadikan Medan cantik. Cantik itukan dimulai dari bersih kemudian rapi lalu tertib dan terakhir indah.
“Kami juga sudah membuat edaran agar toko -toko di pusat kota menyalakan lampu teras mereka pada malam hari. Taman -taman kota juga dibenahi. Taman Sri Deli nanti ada air mancur bergoyang. Taman Lili Suheri juga,” pungkasnya. (reza sahab)