Pemko Medan Siapkan Beras 1.000 Ton?

Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

MEDAN, kaldera.id – Pemko Medan terus melakukan berbagai cara memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19.

Menurut Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution, ada 5 hal yang dilakukan Pemko Medan untuk mengatasi penyebaran virus corona saat ini.

“Penyemprotan disinfektan di seluruh wilayah kota Medan,” kata Akhyar di akun Instagramnya @nasution.akhyar, Minggu (29/3/2020) malam.

Upaya kedua yakni, penutupan beberapa ruas jalan untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Selanjutnya melakukan penertiban tempat-tempat keramaian.

“Menyediakan 1.000 ton beras untuk bantuan sosial,” lanjutnya. Sedangkan upaya terakhir yakni melakukan langkah – langkah efektif lainnya.

Seperti diketahui, Pemko Medan menyediakan plafon anggaran penanganan virus corona hingga Rp100 miliar.

“Anggaran sebesar Rp100 miliar akan digunakan untuk penanggulangan pencegahan maupun penanggulangan dampak sosial yang diakibatkan wabah covid-19.

Hanya saja rencana pembelian 1.000 ton beras untuk dibagikan kepada masyarakat yang terkena dampak penyebaran virus corona atau covid-19 belum matang.

Pembelian Beras Harus Dikaji

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring mengakui recana pembelian seribu ton beras masih harus dikaji lebih jauh oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis.

“Ada memang rencana itu (pembelian beras) untuk dampak sosial. Belum tahu angka pastinya jumlah beras yang dibeli. Akan dikaji olen OPD teknis.

Ada Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi,” ungkapnya ketika dikonfirmasi, Senin (30/3/2020).

Dia juga belum bisa memastikan kapan rencana pembelian beras tersebut. Sebab, masih dibahas.

Diakuinya, jika pembelian beras untuk bantuan sosial kepada masyarakat terealisasi, maka anggaran yang dipergunakan adalah alokasi anggaran penanganan virus corona yang plafon anggarannya mencapai Rp100 miliar.

“Rp100 miliar itu peruntukannya, untuk biaya kesehatan, biaya pencegahan dan kesiap siagaannya. Baru biaya pasca seperti penguburan dan sebagainya. Belum tentu dibelanjakan semua, tergantung kebutuhan nanti. Ada juga untuk dampak sosial, tapi belum,” bebernya.

Dari Rp100 miliar anggaran penanganan virus corona, Arjuna mengaku sebahagian diantaranya akan dipergunakan untuk membeli cairan disinfektan.

“Sedang diproses. Ada beberapa yang diberikan cairan disinfektan, tapi belum dibayar, masih proses. Berapa banyak belum tahu. Banyak permintaan, belum bisa dipenuhi semua,” pungkasnya.(reza sahab)