MEDAN, kaldera.id – Para orang tua siswa mengeluhkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sumatera Utara (Sumut) tahun ini.
Pasalnya calon pendaftar menemukan kendala mengakses dan menginput data saat mendaftar via aplikasi PPDB online.
Dian, salah satu orang tua siswa turut mengeluhkan sulitnya pendaftaran melalui aplikasi PPDB Online Sumut yang dilakukannya beberapa hari yang lalu tersebut.
Pada saat pendaftaran Dian mengaku menemukan beberapa kendala, salah satunya waktu yang cukup lama saat mendaftar.
Ia pun berpikir mungkin karena ada masalah pada server. Namun, hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian Pemprov Sumut sebagai pengelola.
Sebelumnya, Dian mencoba mencari aplikasi PPDB Sumut di Google Play Store dengan keyword PPDB SUMUT. Namun, yang ditemukan adalah Apps yg dibangun oleh pihak swasta yg berada di luar Sumut.
“Seperti merasa sudah mendaftar, padahal belum,” ujarnya, Jumat (5/6/2020).
Selain itu, ia juga menyayangkan jika aplikasi tersebut meminta data pribadi murid dan keluarganya seperti NIK, Foto Kartu Keluarga dan sebagainya.
Warga lainnya, mengaku sudah mencoba lagi membuka aplikasi E-Registrasi PPDB Sumut yg telah terinstal di handphone (HP) nya, Kamis.
Ternyata pendaftaran sedang ditutup, karena ada maintenance server yang sebelumnya juga terjadi hal yang sama. Dian pun harus menunggu beberapa jam kemudian baru bisa melakukan pendaftaran.
Selain persoalan server, ia juga mempertanyakan terkait data yang dikirimnya apakah sudah diterima dan tidak ada kesalahan administratif.
Karena setelah semua proses dijalankan, data diisi dan berkas diupload, tidak ada konfirmasi apapun dari Aplikasi E-Registrasi PPDB Sumut yg dikirim ke email ataupun sms /wa.
“Pertanyaan itu juga beberapa kali ditanyakan anak saya. Memang aplikasi menyediakan fitur cetak formulir pendaftaran, tapi saat anak saya mendaftar, lama sekali loadingnya, dan akhirnya kami gagal mencetak,” jelas warga itu.
Menurutnya, mungkin penyedia aplikasi merasa tidak perlu membuka pintu komunikasi dengan para pendaftar, karena hal ini bisa membuka peluang kongkalikong antara pengelola dan calon pendaftar.
“Baiklah, saya bisa terima jika itu alasannya.
Tapi, bukankah sistem bisa mengirim sms/wa konfirmasi untuk kemudahan pendaftar,” tegasnya.
Sama halnya dengan Rahmad, orang tua siswa asal Tanjung Balai yang juga mengaku kesulitan saat mendaftarkan anaknya SMA Negeri di Tanjung Balai.
Pada saat mendaftar ia juga dibuat bingung apakah proses pendaftaran anaknya sudah selesai karena tidak adanya konfirmasi setelah pendaftaran.
“Bingung juga pas daftar, karena tidak tau apakah sudah terdaftar atau belum. Takut saya tidak sudah daftar tiba-tiba tidak terdaftar,” jelasnya.
Ia juga mengaku kesulitan lantaran tidak mengetahui cara mendaftarkan anaknya secara online. “Sempat gak tau juga caranya, karena ada beberapa poin yang saya tidak paham” ujarnya. (finta rahyuni)