Pengadaan Satu Juta Masker Dilaporkan ke Kejatisu
Pengadaan Satu Juta Masker Dilaporkan ke Kejatisu

MEDAN, kaldera.id – Program pembagian satu juta masker yang dilakukan Pemko Medan dalam mengatasi Covid-19 di Kota Medan dinilai tidak efektif. Sebab, jumlah terpapar wabah tersebut terus bertambah.

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi, selama kurun waktu sebulan (17 Juli sampai 17 Agustus 2020), 52 kasus per-hari.

Sedangkan korban yang meninggal dunia dalam sebulan ini sebanyak 88 kasus, artinya dalam satu hari rata-rata yang meninggal sebanyak 3 orang. Jumlah yang meninggal sampai 17 Agustus kemarin sebanyak 177 orang.

Menurut Ketua Pansus Covid-19 DPRD Medan, Robi Barus, tidak efektifnya program tersebu dikarenakan masker yang dibagikan tidak sesuai standar.

Dimana, masker yang diberikan sangat tipis. Sehingga begitu diberikan langsung dibuang. Selain itu, anggarannya juga cukup besar. Tidak sesuai dengan anggaran yang dihabiskan.

“Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp5 miliar. Padahal Rp1 miliar saja sudah cukup untuk itu,” ungkapnya, Rabu (19/8/2020).

Robi menjelaskan, pihaknya juga sudah meminta pihak Kejatisu untuk mengusut tuntas pengadaan proyek tersebut. Apakah anggaran yang dihabiskan sudah sesuai atau belum.

“Kami sudah minta Kejatisu mengusut anggaran ini. Apa benar melibatkan pelaku UMKM atau dikerjakan sendiri,” jelasnya.

Pembagian Satu Juta Masker Dilakukan Pemko Medan

Dia mengakui untuk mengatasi virus tersebut tidak hanya mengandalkan peran pemerintah semata, harus melibatkan pihak lain dan kesadaran masyarakat. Untuk itu dia berharap masyarakat perlu digerakan lagi untuk lebih peduli menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan.

Hal senada diungkapkan, Pengamat Anggaran Sumatera Utara, Elfenda Ananda. Menurutnya, Pemko Medan harus transparan dalam menggunakan anggaran tersebut. Selain itu, melakukan evaluasi terhadap anggaran dan program yang sudah dilakukan dalam penanganan Covid-19 di Kota Medan.

“Harus transparan dan dilaporkan berapa anggaran yang digunakan, dihabiskan. Kemudian di evaluasi. Apakah sudah tepat sasaran. Apabila tidak, harus dibenahi untuk pelaksanaan program selanjutnya.

Apabila tidak, maka anggaran bisa jebol untuk menangani Covid-19 ini. Sebab, virus ini tidak tahu sampai kapan berakhir dan dilawan tidak nampak,” tegasnya.

Selain itu, Pemko Medan juga terkesan tidak maksimal dalam menggerakan kesadaran masyarakat. Perlu keterlibatan pihak kelurahan sampai kecamatan serta pihak lainnya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Tanpa kesadaran masyarakat, program yang dilakukan tidak akan berjalan.

“Kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan dengan melibatkan banyak pihak,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan, Tengku Sofyan menjelaskan, anggaran pengadaan satu juta masker tersebut sekitar Rp5 miliar.

Pembagiannya berdasarkan permintaan yang diusulkan dan dibagikan di pusat -pusat keramaian. “Hanya saja untuk teknisnya lebih jelas lagi itu BPBD Kota Medan. Kami hanya mencairkan anggarannya saja,” pungkasnya. (reza sahab)