Site icon Kaldera.id

Ditengah Pandemi, LPPM USU Tetap Gelar Pelatihan Usaha kepada Warga

Lembaga Pengabdian/Pelayanan kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan pelatihan di Aula Kantor Camat Medan Polonia, Jumat (11/9/2020)

Lembaga Pengabdian/Pelayanan kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) memberikan pelatihan di Aula Kantor Camat Medan Polonia, Jumat (11/9/2020)

MEDAN, kaldera.id – Di tengah pandemi (Covid-19), Lembaga Pengabdian/Pelayanan kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) masih terus memberikan pelatihan pemberdayaan pembentukan kelompok usaha kepada masyarakat.

Acara yang digelar di Aula Kantor Camat Medan Polonia, Jumat (11/9/2020) ini menghadirkan narasumber, CEO Punya Ayee, Suhendra Tanjung, yang merupakan pengusaha kepiting olahan.

Turut hadir dalam acara itu Tim Pengabdian LPPM USU, yang dipimpin Husni Thamrin, S.Sos, MSP, dan anggota Munzaimah Masril, M.I.Kom dan Agus Suriadi, SSos, MSi.

Dalam pelaksanaannya, LPPM USU tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19, mulai dari memakai masker, jaga jarak dan membatasi peserta.

Suhendra Tanjung dihadapan peserta pelatihan yang didominasi kaum ibu, menuturkan, pemberdayaan masyarakat sebagai upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkan dan memandirikannya.

“Masyarakat harus didorong untuk dapat menyelenggarakan, menikmati dan bertanggung jawab sendiri terhadap pembangunannya,” kata dia.

Menurut Suhendra, ada beberapa alasan orang agar membentuk kelompok usaha, diantaranya keinginan untuk pendapatan yang lebih tinggi, keinginan untuk menjadi diri sendiri, keinginan untuk prestise yang datang untuk menjadi pemilik bisnis, keinginan untuk menjalankan dengan ide baru atau konsep, keinginan untuk membangun kekayaan jangka panjang, dan keinginan untuk memberikan kontribusi bagi kemanusiaan atau penyebab tertentu.

“Beberapa hal yang menyebabkan usaha kecil sering gagal, antara lain kesalahan dalam pengelolaan uang, pengelolaan usaha dan manajemen, kompetensi, kredit perbankan, membidik pasar dan administrasi usaha dan hukum,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua LPPM USU, Husni Thamrin menyebutkan, pelatihan itu sengaja digelar sebagai langkah pemanfaatan konsep pemberdayaan masyarakat, dalam pembentukan kelompok usaha bagi perempuan rawan sosial ekonomi di daerah rel kereta api terlantar di Kelurahan Sukadamai, Medan Polonia.

“Dari pelatihan ini, tentunya kita berharap dapat memberikan manfaat dan menjadi motivasi bagi kaum ibu, untuk memulai sebuah usaha atau kelompok usaha,” tuturnya. (finta rahyuni)

Exit mobile version