MEDAN, kaldera.id – Inflasi di Kota Medan mengalami penurunan 0,04 % dari 2019 ke 2020. Penurunan ini akibat lemahnya daya beli masyarakat. Lemahnya daya beli masyarakat dampak dari merebaknya wabah Covid-19. “Kita berharap kondisi ini dapat segera pulih.
Sehingga Kota Medan dapat ikut mendorong meningkatnya laju perekonomian,” ungkap Kabag Perekonomian Setdako Medan, Nasib saat rapat pembahasan dan evaluasi pengendalian inflasi Kota Medan di Ruang Rapat II Kantor Wali Kota Medan, Rabu (23/9/2020).
Perkembangan harga di beberapa komoditas juga relatif mengalami kenaikan harga seperti, minyak goreng dan gula pasir. Sedangkan komoditas yang mengalami relatif penurunan harga, telur ayam ras, untuk komoditas yang lainnya masih mengalami kestabilan harga.
Sementara itu, Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution diwakili Asisten Ekbang Setdako Medan, Khairul Syahnan Harahap mengungkapkan, tujuan dari rapat ini untuk mengetahui langkah-langkah penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam rangka perencanaan, pengendalian, dan pencapaian sasaran inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menurutnya kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari besar umat beragama. “Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan,” tambahnya.
Untuk itu melalui rapat ini Pemko Medan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat, terutama dari masyarakat yang berada pada kalangan bawah. Sehingga perekonomian di Kota Medan ini dapat stabil.(reza sahab)