Bobby Kritisi Pengelolaan Pasar di Kota Medan: Seperti Ada Pembiaran

Calon Walikota Medan, Bobby Nasution saat mengunjungi Pasar Kampung Lalang, Jalan Kelambir V, Kota Medan.
Calon Walikota Medan, Bobby Nasution saat mengunjungi Pasar Kampung Lalang, Jalan Kelambir V, Kota Medan.

MEDAN, kaldera.id – Calon Walikota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution mendatangi beberapa pasar di Kota Medan untuk mendengarkan aspirasi para pedagang. Ia menyebut, pengelolaan pasar cenderung dibiarkan.

Salah satunya di Pasar Kampung Lalang, Jalan Kelambir V, Kota Medan. Bobby yang juga diiringi beberapa relawannya terlihat sampai dilokasi pukul 14.00 WIB. Ia juga terlihat mendengarkan keluhan dari beberapa pedagang.

Setelah berbincang dengan beberapa pedagang, Bobby menilai buruknya pengelolaan pasar ini dipicu oleh oknum manajemen pasar yang terkesan membiarkan. Menurutnya, hal ini merupakan hak prerogatif Walikota Medan.

“Masalah ketertiban nomor satu, karena selama ini tidak pernah diperhatikan, banyak sekali keluhan bagaimana keterlibatan manajemen disini juga.

Seperti ada pembiaran oknum-oknum tertentu yang harusnya itu bisa ditegur langsung. Karena ini kan hak prerogratif walikota dan wakil walikotanya, harusnya bisa menegur para oknum-oknum yang membandal itu,” ujar Bobby, Senin (28/9/2020).

Bobby juga mencontohkan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di luar area pasar. Hal ini menurutnya, menjadi poin penting baginya jika terpilih menjadi walikota nanti untuk ditertibkan.

“Intinya ketertiban, karena pasar ini kan kita buat di Medan pakai anggaran, harusnya anggaran yang sudah keluar itu bisa mensejahterakan para pedagang-pedagang yang ada didalamnya.

Kita sudah bangun pasarnya, sudah kita buat bagus pasarnya tapi yang Berdagang bukan didalam pasar malah diluar. Itu yang harus dirapikan,” ucapnya.

Bobby juga sempat mengkritisi banyaknya sampah khususnya di area pasar. Masalah ini juga dikatakannya menjadi perhatian baginya.

“Kemarin kita sudah sampaikan masalah sampah ini benar kita harus kita pikirkan tempat pembuangan akhir, tapi sekarang kita tahu sama-sama dari depan tempat rumah kita misalnya untuk mengangkutnya saja belum selesai. Itu dulu pertama harus kita selesaikan, bagaimana memindahkan sampah-sampah yang tertumpuk bisa diangkut dulu,” pungkasnya. (finta rahyuni)