Kemenparekraf Komit Sinkronisasikan Data Pariwisata Sumut dan Pusat

Pejabat Kemenparekraf, Santoni
Pejabat Kemenparekraf, Santoni

MEDAN, kaldera.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah sinkronisasi data pariwisata antara pusat dan daerah. Pasalnya, hal ini dinilai penting untuk menyusun program-program Kemenparekraf kedepannya.

Hal itu sempat disingung oleh Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Sumut, Muchlis dalam diskusi kelompok terumpun sinkronisasi regulasi antar pusat dan daerah dalam bidang pariwisata yang digelar oleh Kemenparekraf di Hotel Karibia, Jalan Timor, Kota Medan, Jumat (2/10/2020).

“Jadi data ini kan basis kita untuk menyusun program ke depan, permasalahan kita itu kan banyak didata. Jadi bukan data itu tidak ada tapi kita tidak mengumpulkan data itu,” ujarnya.

“Contoh kabupaten/kota itu kan data wisatawannya bisa diambil dari karcis yang berbayar. Tapi ini kan tidak dikelola dengan baik sehingga terkadang data itu tidak tersusun sehingga suatu saat dibutuhkan itu susah. Data itu tidak baik jadi outputnya pun menjadi tidak baik,” sambungnya.

Ia berharap kedepannya, Kemenparekraf bisa bersinergi dengan pihak terkait untuk kembali mensinkronkan data pariwisata sehingga program-program Kemenparekraf bisa berjalan sesuai dengan tujuan.

Kemenparekraf Komitmen Selesaikan Sinkronisasi Data Pariwisata

Menanggapi hal itu, Koordinator sinkronisasi regulasi pusat dan daerah bidang pariwisata, Santoni, mengaku akan berkomitmen untuk mensinkronkan data pariwisata ini. Ia juga menyebut akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini.

“Sinkronisasi data pariwisata pusat dan daerah memang kerap menjadi permasalahan. Kemenparekraf pun berkomitmen akan mensinkronisasi data itu mulai dari daerah hingga ke pusat. Mungkin kita akan koordinasi terkait dengan data ke BPS,” ujarnya.

Ia juga berharap agar permasalahan sinkronisasi data ini bisa segera diatasi sehingga program-program Kemenparekraf bisa berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.

“Data ini mungkin busa disinkronkan dengan imigrasi masuk atau seperti apa. Tadi sudah ketemu titik permasalahannya dalam diskusi, bisa itu di pelabuhannya kah, bandaranyakah atau seperti apa. Jadi dapatlah datanya tadi, Karena kan data gak mungkin kita asal. Jadi kita sama- sama koordinasi, harmonisasi dalam hal ini untuk menanyakan persepsi hal tadi,” pungkasnya. (finta rahyuni)