MEDAN, kaldera.id- Nurul Hasanah, salah satu mahasiswi USU yang viral karena kisah perjuangannya menaiki sepeda saat bimbingan ke rumah dosennya kini dihadiahi sepeda motor oleh Rektor USU, Muryanto Amin.
“Selamat Nurul Hasanah S.I.Kom,” begitu judul status yang dibuat dosen Fisip USU, Syafruddin Pohan di beranda facebooknya.
Syafruddin adalah dosen yang membuat kisah Nurul viral di status facebook nya pekan lalu.
Dalam postingan, Senin (1/2/2021), Syafruddin bercerita awal mulanya Muryanto Amin menghubunginya untuk meminta nomor handphone Nurul. Kata Muryanto, ia akan memberikan hadiah kepada Nurul yang tepat pada hari ini juga menggelar sidang sarjananya.
“Janji rektor ditepati, sehabis sidang tadi sore Nurul mendapatkan sebuah sepeda motor,” tulis Syafruddin.
Nurul lulus dengan predikat sangat memuaskan pada Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fisip USU. Nurul yang sempat harus cuti dan terkendala biaya hingga berulang kali absen di kelas karena tidak mempunyai ongkos dari rumahnya itu pun berhasil menyelesaikan pendidikannya.
“Kita tentu mengalu-alukan kelulusan Nurul ini dengan ucapan selamat, semoga menjadi ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi Nurul dan masyarakat,” sambung Syafruddin dalam statusnya.
Kisah Nurul bermula viral saat cuitan Syafaruddin di laman facebooknya menceritakan perjuangan Nurul yang merupakan mahasiswanya itu datang ke rumahnya dengan menaiki sepeda. Jarak yang ditempuh bukan dekat. Nurul yang tinggal di Jalan Pancasila, Tembung ini menaiki sepeda ke rumah Syafaruddin Pohan di Jalan Flamboyan Raya untuk mengantarkan tugasnya.
“Nurul seakan “menyihir” perhatian publik, dan tiba-tiba menjadi magnet bagi media sosial dan beberapa media massa papan atas. Fenomena Nurul bermula dari postingan saya di facebook dengan judul “Maafkan Bapak Nak,” tulisnya.
Syafaruddin juga mengungkapkan bahwa sepeda yang dipakai Nurul bukanlah miliknya. Melainkan punya tetangga yang berulang kali dipinjamnya untuk ke kampus..
“Saya tidak tau harus ngomong sama siapa
setelah tahu Nurul yatim piatu. Terancam di DO. Tidak punya ongkos dan tidak punya laptop. Bahkan sepeda yang digunakan mengantar tugas ke rumah saya sejauh belasan kilometer pun bukan punya dia. Sepeda yang berjasa mengantar Nurul ke mana-mana itu milik tetangganya,” sambungnya.
“Saya hanya sebatas orangtua yang memperlakukan Nurul layaknya anak sendiri. Semoga Nurul membuka lembaran baru kehidupannya. Berpijak lah pada bumi yang nyata. Salam dari bapakmu,” pesan Syafaruddin kepada Nurul. (finta rahyuni)