Site icon Kaldera.id

Sekolahnya Daring, Anak-anak jadi Pengamen: Dari Manusia Silver Terbitlah Boneka Mampang

sebagian pelajar di kota Medan beralih profesi menjadi boneka mampang

sebagian pelajar di kota Medan beralih profesi menjadi boneka mampang

MEDAN, kaldera.id – Belum lama ini, fenomena manusia silver menjadi pemandangan di sejumlah kota di Sumatera Utara. Di Medan, mereka pun sering ditertibkan petugas. Belum usai manusia silver, terbit pula fenomena boneka mampang. Dengan kostum boneka, memutar musik, berjoget, lalu mengharap imbalan pengguna jalan.

Ya. Akibat belum dilakukannya sekolah tatap muka, membuat sebagian pelajar di kota Medan beralih profesi menjadi boneka mampang di setiap persimpangan lampu merah jalan Kota Medan. Dari reportase kaldera.id, profesi ini banyak digeluti oleh siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menegah Atas (SMA).

Salah satunya Ibnu Khairul Sya’ban, 14, yang berprofesi sebagai boneka mampang merupakan siswa aktif SMP swasta di Jalan Gembira, Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota. “Selesai belajar daring saya seperti ini, (menjadi boneka mampang). Tiap hari bang, mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Kata Ibnu, Selasa (16/2/2021).

Pekerjaan ini ia lakukan, sebagai upaya mengisi waktu kekosongannya. “Tidak punya kegiatan lain bang, Ibu saya tak bekerja, Ayah merupakan buruh bangunan, yang kadang kerja kadang tidak,” kata Ibnu menambahkan.

Diketahui, Ibnu bertempat tinggal di Jalan Brigjend Katamso, Kecamatan Medan Maimun. Ia melakukan pekerjaan itu semenjak sekolah diliburkan akibat pandemi virus Covid-19. Dari pekerjaan tersebut, Ibnu memperoleh uang sebesar Rp 40 ribu dari para pengguna jalan.

Boneka Mampang merupakan boneka joget yang sebenarnya adalah pengamen jalanan. Boneka ini disebut boneka mampang, karena pertama kali boneka ini sering terlihat di daerah Mampang, Jakarta Selatan. Kemudian meluas ke tempat lain. Fenomena boneka mampang semakin lazim setelah Pandemi Covid-19.

Mereka umumnya dimainkan oleh anak-anak. Selain main di persimpangan jalan, belakangan mereka juga sudah mendatangi tempat-tempat keramaian seperti warung kopi atau pasar. Seperti pengamen pada umumnya. Hasil reportase kaldera.id, aktivitas jadi boneka mampang ini tidak hanya dilakoni pelajar Kota Medan seperti Ibnu. Motifnya pun beragam.(mustivan mahardika/f rozi)

Exit mobile version