Pembagian Bubur Pedas dan Ramadhan Fair Ditiadakan, Warga Rindukan Kehadirannya

Pembagian bubur pedas yang merupakan tradisi buka puasa di Masjid Raya Al- Mashun Medan, kembali ditiadakan.
Pembagian bubur pedas yang merupakan tradisi buka puasa di Masjid Raya Al- Mashun Medan, kembali ditiadakan.

MEDAN, kaldera.id – Pembagian bubur pedas yang merupakan tradisi buka puasa di Masjid Raya Al- Mashun Medan, kembali ditiadakan.

Hal itu dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran virus Covid-19.

“Selama pendemi ini, sejak tahun yang lalu juga sudah kita tiadakan. Karena imbauan dari pemerintah untuk meniadakan kerumunan,” kata Sekretaris Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Masjid Raya Al Mashun Zaini Hafiz seperti dilansir dari Antara, Rabu (14/4/2021).

Sebelum Covid-19 merebak ke Indonesia, biasanya Masjid Al- Mashun selalu membagikan bubur pedas setiap bulan Ramadhan 1.000 hingga 1.500 porsi untuk masyarakat.

“Biasanya dibagikan 1.000 hingga 1.500 porsi bubur dibagikan. Insyaallah, mudah-mudahan tahun yang akan datang, kita mohon kepada Allah agar COVID-19 hilang, supaya bisa melanjutkan tradisi tersebut,” kata Zaini Hafis menambahkan.

Selain meniadakan pembagian bubur pedas, pemerintah kembali meniadakan Ramadhan Fair yang biasanya digelar di sepanjang jalan Masjid Raya.

“Ya kembali ditiadakan, karena tujuannya sama, untuk menekan penyebaran Covid-19,” tutupnya.

Sementara itu, Soraya salah satu warga yang kebetulan sedang berkunjung ke Masjid Al- Mashun mengaku sangat merindukan kehadiran Ramadhan Fair.

Dia berharap, di Ramadhan selanjutnya pandemi Covid-19 lekas berakhir sehingga pemerintah dapat kembali membuka Ramadhan Fair yang merupakan ciri khas kota Medan di Bulan Ramadhan

“Saya kebetulan kerja di luar kota. Pulang ke Medan niatnya pengen ajak keluarga ke Ramadhan Fair, tapi gak taunya tutup. Semoga pandemi segera berakhir lah. Saya dan keluarga rindu kehadirannya,” tukasnya. (mustivan mahardhika)